Kritik Tegas KTNA, Bulog Didesak Serap Gabah Petani demi Stabilitas Harga Pangan

Kritik Tegas KTNA, Bulog Didesak Serap Gabah Petani demi Stabilitas Harga Pangan

Kritik Tegas KTNA, Bulog Didesak Serap Gabah Petani demi Stabilitas Harga Pangan--

PAGARALAMPOS.COM - Panen raya padi di dalam negeri telah mencapai puncaknya pada bulan April 2024, memberikan harapan akan ketersediaan beras yang melimpah di tingkat nasional.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa panen pada bulan Maret menghasilkan 3,38 juta ton beras dari 1,10 juta hektar, sementara bulan April mencapai 5,53 juta ton beras dari 1,78 juta hektar.

Menyongsong potensi melimpahnya hasil panen ini, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Yadi Sofyan Noor, menyuarakan keprihatinannya terhadap kinerja Perum Bulog dalam menyerap gabah petani.

Yadi menyoroti kurangnya optimalisasi Bulog dalam membeli gabah petani, menyatakan bahwa lembaga tersebut kalah bersaing dengan pedagang beras.

BACA JUGA:Bikin Geger Dunia, 15 Telur Dinosaurus dari Periode Cretaceous Ditemukan di Tiongkok

Dia menegaskan bahwa pada masa panen raya seperti sekarang, Bulog seharusnya menjadi pemain utama dalam menyerap hasil panen petani, bukan bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan beras nasional.

"Ini kan lagi panen raya padi dan jagung, kenapa Bulog tidak bisa serap gabah dan jagung petani. Harga di petani jatuh tinggal Rp 4.000 per kilogram. Padahal Bulog sangat diharapkan menyerap optimal pada masa panen raya ini agar harga gabah tidak anjlok,” ujar Yadi dalam siaran pers.

Menurutnya, alasan yang disampaikan oleh Bulog tentang potensi rebutan gabah tidaklah beralasan, terutama karena pedagang beras dapat melakukan hal tersebut tanpa kendala.

Lebih lanjut, Yadi mengkritik alasan Bulog terkait periode panen yang pendek, menyebabkan antrean panjang untuk masuk ke proses pengeringan Bulog maupun ke penggilingan mitra Bulog.

BACA JUGA:Menuju Pemilihan 2024, Gerindra Pagaralam Lanjutkan Tradisi Inklusif dengan Proses Pendaftaran Balon

"Mestinya ada lagi kadar air, rendemen yang akan digunakan sebagai alasan oleh Bulog. Itu tidak logis," tambahnya.

Panggilan Yadi ini juga didukung oleh Asosiasi Petani Padi Indonesia (APPI), yang menyatakan bahwa Bulog harus lebih proaktif dalam menyerap hasil panen petani untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras di pasar domestik.

Ketua Umum APPI, Dedi Nursyamsi, menegaskan bahwa Bulog memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas harga pangan dan mendukung kesejahteraan petani.

Di sisi lain, Direktur Utama Bulog, Budi Waseso, merespons kritik ini dengan menegaskan bahwa Bulog telah melakukan pembelian gabah petani dalam jumlah besar, bahkan melebihi target yang ditetapkan oleh pemerintah.

BACA JUGA:Pererat Kerjasama Pemda – Lembaga Keagamaan, Pemkot Pagaralam Gelar Safari Jum’at di Masjid Nurul Huda

Namun demikian, ia juga mengakui adanya kendala dalam proses penyerapan gabah petani, terutama terkait dengan infrastruktur dan proses distribusi.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Budi Waseso menyatakan bahwa Bulog akan terus berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menyerap hasil panen petani.

Langkah-langkah yang diambil antara lain adalah peningkatan infrastruktur pengeringan dan penyimpanan, serta peningkatan kerja sama dengan para petani dan mitra usaha.

Seiring dengan itu, pemerintah juga diharapkan untuk memberikan dukungan yang lebih besar terhadap peran Bulog dalam menjaga stabilitas harga pangan dan kesejahteraan petani.

BACA JUGA:KPU Kota Pagaralam Rekrut Badan Ad Hoc, Terkait Perekrutan PPK dan PPS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: