Jejak Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak dan 5 Daftar Raja yang Berperan Penting Dalam Penyebaran Agama

Jejak Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak dan 5 Daftar Raja yang Berperan Penting Dalam Penyebaran Agama

Jejak Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak dan 5 Daftar Raja yang Berperan Penting Dalam Penyebaran Agama -Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Setelah runtuhnya Kerajaan Hindu-Buddha, mulai berdiri Kerajaan-kerajaan Islam. Beberapa diantaranya memiliki hubungan atau relasi dengan Kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri sebelumnya. 

Salah satunya adalah Kesultanan Demak yang merupakan kadipaten dari Kerajaan Majapahit. Apakah kamu tahu sejarah tentang Kesultanan Demak? Bagaimana pengaruh Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Mari kita pelajari lebih dalam mengenai Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pantai Utara Jawa. Pantai Utara merupakan tempat bertemunya bermacam kebudayaan. Kesultanan Demak merupakan tonggak sejarah berdirinya dan tersebarnya agama Islam di tanah Jawa. 

Masa berdirinya kesultanan ini adalah 1500-1568. Seiring kekuasaan Majapahit yang melemah, Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak, pun menyerang Majapahit. Setelah Majapahit takluk, Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa.

BACA JUGA:Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia Setelah Nabi Muhammad, Begini Sejarah dan Karya Ishaac Newton

BACA JUGA:Membongkar Konstruksi Sejarah Besemah, Punya Hubungan dengan Fakta dan Mitos Atung Bungsu

Berdirinya Kesultanan Demak bermula ketika runtuhnya Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di Demak.  

Demak sebelumnya merupakan kadipaten yang tunduk pada Majapahit yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. 

Menurut cerita tradisional Jawa yang populer, kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, anak raja Majapahit terakhir.Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri pemerintahan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa.

Sepanjang setengah awal abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Trenggana. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di Pulau Jawa hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh Islam.

BACA JUGA:Menjelajah Sejarah Perkembangan Emas di Sumatera Sejak Zaman Belanda

BACA JUGA:Mengulik 7 Fakta Menarik Tentang Wayang Kulit yang Menyimpan Kisah Bersejarah di Dalamnya

Sejarah Singkat Kerajaan Demak

Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah yang juga menjadi raja pertama di kerajaan tersebut. Raden Patah yang sebelumnya pergi meninggalkan Majapahit  mendirikan Kerajaan Demak setelah memperoleh dukungan dari bupati yang berkuasa di sekitar wilayah Demak.

Ia kemudian mendirikan Kerajaan Demak dengan aturan dan norma yang berlandaskan pada nilai-nilai dan ajaran Islam. Pada masa pemerintahan Raden Patah, wilayah kekuasaan Kerajaan Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan.

Setelah Raden Patah, anaknya yang bernama Pati Unus naik tahta setelah masa kekuasaan sang ayah sudah berakhir di tahun 1518.Sayangnya Pati Unus yang bergelar Pangeran Sabrang Lor hanya berkuasa selama tiga tahun saja.

Hal ini karena Pati Unus gugur dalam usahanya untuk menyerbu Portugis yang kedua kalinya ke Malaka pada tahun 1521.Tahta Pati Unus kemudian diisi oleh Sultan Trenggana yang dikenal karena terlibat dalam pertempurannya merebut Sunda Kelapa di bawah pimpinan Fatahillah.

BACA JUGA:Sejarahnya Mirip Tembok Besar Riongkok, Begin Muasal Tembok Hadrian Peninggalan Romawi

BACA JUGA:Perjalanan Spiritual Sunan Drajat, Keajaiban dan Peninggalan Bersejarah di Lamongan

Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan pada tahun 1521-1546 di bawah pemerintahan Sultan Trenggono. Di bawah kekuasaan Sultan Trenggana, kerajaan besar yang ada di Jawa seperti Kerajaan Madura, Blambangan, Mataram, dan Pajang berhasil dikuasai oleh Kerajaan Demak.
Pemerintahan Sultan Trenggana berakhir setelah Ia wafat dalam peperangan yang terjadi di Pasuruan tahun 1546.

Setelah Sultan Trenggana, tahta penguasa Kerajaan Demak diisi oleh putranya yang bernama Sunan Prawoto. 
Namun Sunan Prawoto hanya memimpin selama beberapa tahun saja karena ia lebih tertarik untuk mendalami kehidupannya sebagai seorang ulama yang menyebarkan Islam ke seluruh penjuru Jawa.

Selepas Sunan Prawoto, tahta kerajaan jatuh pada sosok bernama Arya Penangsang. Dalam sejarahnya, dikatakan bahwa bahwa Sunan Prawoto meninggal karena dibunuh oleh orang suruhan Arya Penangsang. Hal ini karena Arya Penangsang ingin mengambil alih kekuasaan di Kerajaan Demak. Arya Penangsangan kemudian memindahkan pusat pemerintahan kerajaan ke Jipang.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah dan Fakta Menarik Mengenai Wayang Kulit

BACA JUGA:10 Dinasti Cina yang Membentuk Peradaban dan Kebudayaan Dunia Paling Bersejarah

Berbagai konflik mulai muncul setelah tindakan itu dilakukan, terlebih setelah adanya pemindahan Kerajaan Demak ke Pajang pada tahun 1586 karena Sultan Hadiwijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang.
Pada masa itu pula Kerajaan Demak berakhir atau runtuh dan jatuh ke tangan Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, pendiri Kerajaan Pajang.

Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak

Runtuhnya Kerajaan Demak disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain:

1. Sengketa Kekuasaan

Sengketa kekuasaan terjadi karena Raden Patah diketahui mempunyai banyak anak laki-laki, tapi berasal dari ibu yang berbeda-beda. Hal ini bertambah rumit setelah Adipati Unus meninggal tanpa memiliki keturunan anak laki-laki.

BACA JUGA:Mengulik 7 Fakta Menarik Tentang Wayang Kulit yang Menyimpan Kisah Bersejarah di Dalamnya

BACA JUGA:Sejarah Emas Pulau Sumatra, Anugerah Jadi Petaka


2. Perang Saudara

Perang saudara terjadi karena perebutan tahta antara dua putra Raden Patah yaitu Pangeran Surowiyoto (Sekar Seda Lepen) dengan Sultan Trenggana. Hal ini terjadi karena Seda Lepen yang merupakan putra tertua dari sang raja, tapi Ia terlahir dari istri ketiga. Sementara Sultan Trenggana yang lebih muda, lahir dari istri yang pertama.

Sunan Prawoto yang merupakan Sultan Trenggana bahkan membunuh Seda Lepen karena kedudukannya tidak berjalan lancar dan ditentang keras. Sementara Arya Penangsang yaitu putra dari Sekar Seda Lepen membalaskan dendam ayahnya dengan membunuh Sunan Prawoto sekeluarga dan merebut posisi raja Demak yang kelima.

Namun ulahnya membunuh pemimpin Jepara yaitu Pangeran Hadiri kemudian membuat para adipati termasuk Jaka Tingkir memusuhinya.

3. Kegagalan Pemerintahan

Kegagalan pemerintahan Kerajaan Demak juga menjadi salah satu faktor runtuhnya kerajaan tersebut.

BACA JUGA:Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia Setelah Nabi Muhammad, Begini Sejarah dan Karya Ishaac Newton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: