Misteri Candi Bahal: Mengungkap Jejak Kejayaan Sriwijaya di Sumatera Utara

Misteri Candi Bahal: Mengungkap Jejak Kejayaan Sriwijaya di Sumatera Utara

Candi Bahal-Kolase by Pagaralampos.com-net

PAGARALAMPOS.COM - Terletak di daerah terpencil di Sumatera Utara, Candi Bahal menjadi saksi sejarah dari kejayaan Sriwijaya, sebuah kerajaan maritim yang pernah menguasai Nusantara.

Candi ini memancing rasa ingin tahu tentang sejarah mendalam dan kekayaan arsitektur masa lalu. Candi Bahal tidak hanya berfungsi sebagai objek wisata sejarah, tetapi juga sebagai penanda penting dalam perjalanan budaya Indonesia.

Dengan menggali informasi mengenai Candi Bahal, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang warisan berharga dari Sriwijaya.

Candi Bahal, yang sering disebut Biaro Bahal, merupakan saksi perkembangan agama Buddha di masa lalu dan merupakan bagian dari kerajaan Sriwijaya pada abad ke-11 Masehi.

Terletak di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara, candi ini menunjukkan pengaruh agama Buddha Vajrayana pada era tersebut. 

Meskipun masyarakat lokal sering menyebutnya sebagai "biaro" dibandingkan "candi", istilah "Candi Bahal" tetap digunakan untuk peninggalan yang berada di Desa Bahal.

Berhubungan erat dengan Kerajaan Sriwijaya, kompleks Candi Bahal terdiri dari tiga struktur utama: Bahal I, II, dan III. 

Setiap bangunan memiliki karakteristik unik dan terletak sejajar dengan Sungai Batang Pane. 

Bahal I, yang terbesar di antara ketiganya, memiliki bangunan induk, bangunan perwara, dan gapura. 

Sementara itu, Bahal II dikenal dengan Arca Heruka, sebuah patung demonis yang merupakan bagian dari pantheon agama Buddha Mahayana, sekte Bajrayana atau Tantrayana, yang sayangnya telah rusak dan hilang sejak 1975. 

Bahal III juga menarik perhatian dengan hiasan motif bunga pada pahatan, menambah daya tarik bagi para pengunjung.

Penemuan Candi Bahal terkait dengan Franz Junghun, seorang geolog dan Komisaris Hindia Timur yang pertama kali mengunjungi kompleks Biara Bahal pada tahun 1846.

Kunjungan ini menjadi titik awal penemuan-penemuan selanjutnya oleh peneliti seperti von Rosenberg pada tahun 1854 dan Kerkhoff pada tahun 1887. 

Dari sinilah, dunia mulai mengenal Candi Bahal dan kekayaan sejarah yang dimilikinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: