Timur Tengah Memanas, Dampaknya pada Impor Minyak dan BBM Indonesia, Begini Kata Menteri ESDM!
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif--
BACA JUGA: Pernikahan Dini dan Narkoba Ancam Generasi Muda di Kota Pagaralam, Ini Upaya Pemerintah!
Data Refinitiv menunjukkan bahwa pada perdagangan Selasa (16/4/2024), harga minyak mentah acuan Brent untuk pengiriman Mei mencapai US$ 90,10 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei seharga US$ 85,41 per barel.
Dalam kurun waktu tahun 2024, harga minyak Brent telah naik sebesar 18,02%, sedangkan minyak WTI mengalami kenaikan sebesar 16,07%.
Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga mengalami pelemahan.
Rupiah melemah 1,33% menjadi Rp16.050/dolar AS, mencapai level terlemah sejak 2020.
BACA JUGA:Sabia, Anak Besemah dengan Bakat Musik Luar Biasa Siap Guncang Panggung Indonesia Idol
Indeks dolar AS yang melonjak tinggi dalam empat perdagangan terakhir mencapai posisi 106,205 pada Senin (15/4/2024), mencapai level tertinggi sejak November 2023.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut mengenai stabilitas ekonomi Indonesia, terutama dalam hal inflasi dan stabilitas harga BBM di dalam negeri.
Kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah bisa memicu kenaikan harga BBM, yang akan berdampak pada kenaikan biaya hidup masyarakat.
Meskipun demikian, pemerintah terus berupaya untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan harga minyak dan pelemahan rupiah.
BACA JUGA:Inflasi Pagaralam Termasuk yang Terendah di Provinsi Sumatera Selatan
Alternatif pasokan minyak dan langkah-langkah mitigasi lainnya sedang dieksplorasi untuk menjaga stabilitas pasokan BBM dan menghindari lonjakan harga yang signifikan.
Ketidakpastian di Timur Tengah dan fluktuasi harga minyak dunia menuntut pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan dan fleksibilitas dalam kebijakan energi dan ekonomi.
Strategi diversifikasi sumber impor dan langkah-langkah mitigasi risiko lainnya harus diterapkan untuk meminimalisir dampak dari ketidakstabilan di pasar minyak dunia.
Dengan kondisi geopolitik yang semakin memanas di Timur Tengah, Indonesia harus mempersiapkan strategi yang lebih matang dalam menghadapi potensi gangguan pasokan minyak dan fluktuasi harga di pasar internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: