Indonesia Tegaskan Tak Impor Minyak dan Gas dari Iran saat Tensi Konflik Iran-Israel Meningkat
Indonesia Tegaskan Tak Impor Minyak dan Gas dari Iran saat Tensi Konflik Iran-Israel Meningkat--
BACA JUGA:Legenda Teucer, Asal Usul Berdirinya Kota Troya dalam Mitologi Yunani
Tutuka juga menambahkan bahwa sebelum serangan Iran terhadap Israel, harga minyak telah mengalami kenaikan sekitar US$5 per barel tiap bulannya. "Kalau kita soroti ICP dari bulan Februari, sebetulnya dari Maret dan April naik terus. Kenaikan kurang lebih US$5 per bulan," ucapnya.
Meskipun demikian, Tutuka berpendapat bahwa Indonesia harus waspada dan siap menghadapi dampak dari eskalasi konflik di Timur Tengah.
"Indonesia memiliki strategi cadangan dalam menghadapi kenaikan harga minyak, seperti diversifikasi sumber impor dan mencari alternatif sumber energi lainnya," tambahnya.
Dampak Konflik Iran-Israel terhadap Pasar Energi Global
BACA JUGA:Komnas HAM Kecam Kekerasan di Papua, Desak Penegakan Hukum dan Pendekatan Terukur
Eskalasi konflik antara Iran dan Israel memang memiliki potensi untuk mempengaruhi stabilitas dan harga pasar energi global.
Pasalnya, kedua negara tersebut adalah produsen minyak besar di Timur Tengah, yang dapat mempengaruhi pasokan minyak dunia.
Ekspektasi kenaikan harga minyak ini telah diperkirakan oleh berbagai pihak.
Seorang eks pejabat Bank Dunia bahkan meramalkan bahwa harga komoditas akan naik jika Israel membalas serangan dari Iran.
BACA JUGA:Imbas Konflik Israel vs Iran Nilai Tukar Bitcoin Anjlok Pasca Libur Panjang Lebaran 2024
Tidak hanya itu, ketegangan di Timur Tengah juga dapat mempengaruhi hubungan dagang dan diplomasi antara negara-negara di kawasan tersebut dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, kebijakan untuk tidak mengimpor BBM dan gas dari Iran dapat menjadi langkah strategis dalam menjaga stabilitas pasokan energi nasional.
Strategi Diversifikasi dan Kemandirian Energi
Indonesia, sebagai negara dengan kebutuhan energi yang tinggi, harus terus meningkatkan strategi diversifikasi dan kemandirian energi untuk menghadapi potensi ketidakstabilan di pasar energi global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: