Tentang Cerutu Fidel Castro dan Revolusi Kuba dalam Ingatan Sejarah Bung Karno

Tentang Cerutu Fidel Castro dan Revolusi Kuba dalam Ingatan Sejarah Bung Karno

Foto : Soekarno dan Fidel Castro-Tentang Cerutu Fidel Castro dan Revolusi Kuba dalam Ingatan Sejarah Bung Karno-National geographic

BACA JUGA:Guru Gembul Mengupas Kisah Perjanjian Antara Soeharto dan Nyi Roro Kidul untuk Lengserkan Soekarno, Simak!

Dengan korek api tersebut, dinyalakannya cerutu yang sudah bertengger di bibir sang pemimpin kawal depan konvoi.

Setelah nyala cerutu di bibirnya, sang pemimpin konvoi memberi hormat kepada Bung karno lalu bergegas kembali memimpin konvoi.

Dengan gagahnya ia meneruskan tugas memimpin konvoi sambil meng-isap cerutu dengan nikmatnya. "Melihat kejadian itu Bung Karno tertawa berderai," terusnya. Rupanya Bung Karno cukup mengerti, Kuba masih dalam suasana revolusi.

Fidel Castro dan orang-orang Kuba begitu menyambut Bung Karno dengan hangat. Dan rokok, jadi alat pemersatu mereka.

BACA JUGA:Demi Indonesia, Dukungan Finansial dengan Nilai Fantastis dari Hamengkubuwono IX untuk Perjuangan Soekarno

Namun, dalam ingatan sejarah Bung Karno, ada kenangan pahit yang pernah ia alami saat lawatannya ke Amerika.

Insiden Kecil Bung Karno dan Eisenhower

"Dalam tahun 1950-an, Bung Karno ke Amerika Serikat dengan tujuan bertemu dengan Presiden Eisenhower," tambah Bambang Widjanarko dalam bukunya.

Eisenhower dikenang dalam ingatan sejarah Bung Karno sebagai Jenderal Amerika, pahlawan Perang Dunia II, yang mempunyai sedikit sifat tinggi hati, khususnya bila menghadapi orang-orang dari negara kecil atau negara yang terbelakang, seperti Indonesia.

Pertemuan antara Bung Karno-Eisenhower ini dijadwalkan pada pukul 10.00 waktu Amerika. Bung Karno dan rombongannya telah tiba dan siap di tempat pertemuan pada pukul 09.58, Eisenhower belum juga kelihatan di tempat pertemuan.

BACA JUGA:Memori Douglas C-124 Globemaster II, Presiden Soekarno dan Ibu Hartini Joy Flight di Kawasan Krakatau

Bung Karno terus menunggu. Waktu berjalan terus dan menunjukkan pukul 10.00, Soekarno masih terlihat tersenyum cerah. Pukul 10.10, Bung Karno masih tenang, dan lima menit kemudian ia mulai terlihat gusar, gelisah dan tidak mau bicara lagi.

Hingga pukul 10.25, ternyata Eisenhower belum juga kelihatan. Alhasil, Bung Karno meledak setelah hampir setengah jam menunggu. Dengan suara keras ia memarahi anggota protokol Gedung Putih.

Soekarno berkata dengan lantang, langsung kepada anggota protokol Gedung Putih yang mendampinginya, "Apa-apaan ini? Kalian sendiri yang menetapkan pertemuan jam 10.00

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: