Dam Candi Limo: Simbol Kekuatan dan Kebijaksanaan Majapahit yang Abadi

Dam Candi Limo: Simbol Kekuatan dan Kebijaksanaan Majapahit yang Abadi

Dam Candi Limo: Simbol Kekuatan dan Kebijaksanaan Majapahit yang Abadi--

PAGARALAMPOS.COM - Dam Candi Limo, yang terletak megah di Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tidak hanya sebuah bangunan fisik, tetapi juga saksi bisu dari masa lalu yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. 

Sebagai bagian tak terpisahkan dari infrastruktur vital sejak zaman Kerajaan Majapahit, keberadaan dam ini melampaui sekadar penopang utama bagi pertanian lokal. 

Ia juga menjadi simbol kejayaan dan ketahanan budaya.

Dinding barat Dam Candi Limo dihiasi oleh arca Dewa Kala atau Batara Kala, mencerminkan pentingnya tempat ini dalam kepercayaan masyarakat setempat. 

BACA JUGA:Kejayaan dan Runtuhnya Kerajaan Majapahit, Epitome Kekuasaan Hindu-Buddha di Indonesia

Di atas arca tersebut terpahat nama "Tjadi Lima" dan angka tahun 1910, mencatat era revitalisasi oleh pemerintah kolonial Belanda. 

Revitalisasi ini berlangsung seiring dengan berkembangnya industri gula di Mojokerto, menelan biaya mencapai 60.000 gulden, dan diresmikan pada tanggal 31 Agustus dengan perayaan yang meriah.

Menurut Ayuhanafiq, seorang penulis sejarah Mojokerto, Bendungan Baureno—nama lain dari Dam Candi Limo—berperan penting dalam pengendalian banjir di Kota Raja dan irigasi. 

“Mereka membangun bendungan, waduk hingga jaringan kanal, seperti Waduk Baureno, Waduk Kumitir, Waduk Penewon, dan Waduk Kraton.

BACA JUGA:Menelusuri Kampung Majapahit, Dikelilingi Puluhan Candi Berasa Hidup di Zaman Kerajaan

Sungai Landean dan Pikatan di Kecamatan Jatirejo menjadi sumber air utama untuk Kota Raja Majapahit,” jelas Ayuhanafiq.

Pembangunan sistem tata air oleh pemerintah Majapahit merupakan respons terhadap arus deras Sungai Landean dan Pikatan, dengan tujuan untuk mencegah kekeringan di ibu kota Majapahit selama musim kemarau. 

Dam ini, yang terbuat dari bata merah, ditetapkan sebagai sima atau tanah bebas pajak oleh raja, menegaskan pentingnya bagi masyarakat untuk memeliharanya dengan baik.

Namun, setelah runtuhnya Majapahit, Bendungan Baureno mengalami penelantaran dan kerusakan akibat erosi Sungai Landean. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: