Benarkah Mataram Berdiri Berkat Fatwa Sunan Kalijaga? Simak Faktanya Disini!

Benarkah Mataram Berdiri Berkat Fatwa Sunan Kalijaga? Simak Faktanya Disini!

Benarkah Mataram Berdiri Berkat Fatwa Sunan Kalijaga? Simak Faktanya Disini! -Foto: net-

Sultan Agung membuat Mataram menjadi kerajaan besar di Jawa. Rupanya, Hadiwijoyo takut akan kebenaran isi ramalan Sunan Giri: 

Jika Mataram menjadi pusat kekuatan politik di Jawa kelak, berarti pamor Kerajaan Pajang akan memudar.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Perkereta Apian Indonesia! Inilah Sekilas Jejak Museum Kereta Api Ambarawa

BACA JUGA:Mengenal Jejak Sejarah Berdirinya Museum Kereta Api Ambarawa

Maka, Hadiwijoyo mengulur-ulur waktu untuk memberikan hutan Mentaok. Bahkan ia sempat menawarkan tanah lain kepada Pemanahan sebagai pengganti hutan Mentaok yang ia janjikan itu. Tapi Pemanahan tidak menyetujuinya.

Pemanahan merupakan cucu Ki Ageng Selo, ulama yang tinggal di Desa Selo, Grobogan. Saat wilayah itu masih menjadi wilayah Kerajaan Demak. 

Joko Tingkir merupakan santri Ki Ageng Selo, yang ia ramalkan akan menjadi penguasa di Tanah Jawa.

Ki Ageng Selo sebenarnya juga memiliki keinginan menurunkan raja-raja Jawa, karena itu ia selalu memohon kepada Tuhan agar keinginannya dikabulkan. Lewat Danang Sutowijoyolah keinginan Ki Ageng Selo akan terkabul.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dari Penemuan Kapak Tangan Purba yang Berusia 200 Ribu Tahun di Utara Arab Saudi

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Peradaban Melalui Temuan Kerangka Manusia Tertua di Vietnam

Setelah dianggap cukup menjadi santri, Ki Ageng Selo meminta Joko Tingkir untuk mengabdi kepada Sultan Demak. Ini adalah pintu masuk utnuk menjadikan Joko Tingkir sebagai penguasa Tanah Jawa.

Ia kemudian menjadi menantu Sultan Demak Trenggono. Berarti ia menjadi adik ipar Prawoto dan Ratu Kalinyamat.

Ketika Sultan Trenggono meninggal, Prawoto menjadi sultan. Aryo Penangsang yang merasa berhak atas kerajaan Demak membunuh Sultan Prawoto dan juga suami Ratu Kalinyamat.

Maka, Hadiwijaya yang menjadi adipati di Pajang menaikkan status Pajang sebagai kerajaan pengganti Demak, setelah Sultan Prawoto dibunuh Aryo Penangsang. Ia menjadi sultannya.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Penemuan Kerangka Manusia Tertua Berusia 10 Ribu Tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: