Warning! BMKG Peringatkan Bencana Besar Intai RI, Cek Ancamannya Disini!

Warning! BMKG Peringatkan Bencana Besar Intai RI, Cek Ancamannya Disini!

Warning! BMKG Peringatkan Bencana Besar Intai RI, Cek Ancamannya Disini!--

PAGARALAMPOS.COM - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, memperingatkan Indonesia tentang bahaya besar yang dihadapi akibat perubahan iklim.

Dalam peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-74, Dwikorita menekankan bahwa perubahan iklim bukan lagi isu yang bisa diabaikan, tetapi memerlukan aksi konkret dari semua pemangku kepentingan.

Menurut Dwikorita, perubahan iklim telah mengancam keberlangsungan kehidupan umat manusia melalui berbagai dampak, seperti peningkatan suhu global, perubahan pola curah hujan, kenaikan permukaan air laut, dan dampaknya terhadap lingkungan serta manusia.

Salah satu contoh nyata dari dampak ini adalah mencairnya gletser atau lapisan es tropis di Puncak Jaya, Papua, yang menyusut drastis dari 19,3 kilometer persegi di tahun 1850 menjadi hanya 0,23 kilometer persegi di April 2022.

BACA JUGA:Harimau Sumatera, Kekuatan dan Kelemahannya, Simak Selengkapnya!

Lebih lanjut, Dwikorita mengungkapkan bahwa kenaikan suhu global saat ini telah mendekati batas yang disepakati dalam Perjanjian Paris COP21 pada 2015.

Meskipun targetnya adalah membatasi kenaikan suhu rata-rata global di angka 1,5°C pada 2030, kenaikan suhu saat ini sudah mencapai 1,45°C di atas suhu rata-rata di masa pra-industri.

Dalam menghadapi perubahan iklim, Dwikorita membagi aksi yang dapat dilakukan menjadi dua, yaitu mitigasi dan adaptasi.

Mitigasi berkaitan dengan upaya mengurangi penyebab pemanasan global dan perubahan iklim, sedangkan adaptasi adalah penyesuaian terhadap dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

BACA JUGA:Matilda The Musical, Kisah Seorang Anak yang Jenius, Berikut Sinopsisnya

Dalam konteks mitigasi, BMKG menekankan lima sektor fokus aksi penurunan emisi gas rumah kaca, antara lain kehutanan, pertanian, energi, industri, dan limbah.

Sementara itu, delapan sektor fokus adaptasi meliputi ketahanan pangan, ketahanan ekosistem, ketahanan air, kemandirian energi, kesehatan, pemukiman perkotaan dan pedesaan, pesisir dan pulau kecil, serta peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan dan masyarakat.

Salah satu aspek yang menjadi perhatian khusus dalam peringatan tersebut adalah ketahanan air.

Dwikorita menegaskan bahwa menjaga ketahanan air sangat penting, karena ketahanan air yang melemah dapat berdampak serius pada ketahanan pangan dan ketahanan energi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: