Panen Raya Muncul, Harga Bahan Pokok di Sumatera Selatan Akan Stabil, Ini Kata Kepala Biro Perekonomian!
Panen Raya Muncul, Harga Bahan Pokok di Sumatera Selatan Akan Stabil, Ini Kata Kepala Biro Perekonomian! --
PAGARALAMPOS.COM - Dengan kedatangan musim panen raya di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), diperkirakan akan terjadi penekanan terhadap harga Bahan Pokok (Bapok) yang sebelumnya mengalami kenaikan menjelang bulan Ramadhan.
Kepala Biro Perekonomian, Hengky Putrawan, menjelaskan bahwa musim panen telah dimulai di wilayah Kabupaten Banyuasin, dan kemungkinan akan meluas ke daerah-daerah penghasil lainnya.
Situasi ini diprediksi akan memengaruhi harga beras, yang belakangan telah naik mencapai kisaran harga Rp13.000-Rp13.500 per kilogram untuk jenis medium, dan Rp15.000 per kilogram untuk beras premium.
Hengky menyatakan bahwa saat ini harga gabah sudah mulai turun, mencapai sekitar Rp5.600 per kilogram.
BACA JUGA:Blacklist dari Tujuan! Turis Asal China Hindari Berwisata di 2 Negara Asia Ini. Ini Alasannya
"Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) terus menggencarkan pasar murah selama Ramadan untuk menekan harga kebutuhan Bapok. Meskipun terjadi kenaikan harga pada awal Ramadan, namun harga-harga bahan pokok masih stabil," kata Hengky.
Menurut Hengky, harga Bapok di Sumsel stabil, termasuk cabai, bawang merah, dan bawang putih.
Dia menjelaskan bahwa penurunan harga gabah juga terjadi karena sedang berlangsungnya Panen Raya di Banyuasin.
Hengky menjelaskan bahwa kenaikan harga beberapa waktu terakhir berkaitan dengan momen menjelang puasa.
BACA JUGA:Menikmati Keindahan Pantai Pink, Pengalaman Tak Terlupakan di Pulau Komodo
Namun, harga bahan pokok biasanya akan cenderung turun setelah puasa berlangsung.
"Selama ini, kenaikan harga biasanya terjadi menjelang puasa, tetapi selama puasa justru terjadi penurunan harga komoditas," tambahnya.
Pendapat yang senada disampaikan oleh Plh Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel, Henny Yulianti, yang menyatakan bahwa masyarakat memiliki kebiasaan untuk melakukan pembelian besar-besaran menjelang bulan puasa.
"Sebelum puasa, masyarakat kita memiliki tradisi seperti Ruwahan, sehingga mereka membeli di luar jumlah kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: