Harga Beras Sulit Turun, Begini Penjelasan dari Bos Bulog Terkait Penyebabnya!
Harga Beras Sulit Turun, Begini Penjelasan dari Bos Bulog Terkait Penyebabnya!--
PAGARALAMPOS.COM - Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (BULOG), Bayu Krisnamurthi, telah menyatakan bahwa harga beras sulit turun ke level tahun lalu.
Dalam sesi "Bincang BUMN" di Jakarta pada Senin (18/3), Bayu menjelaskan bahwa menurut perhitungan BULOG, harga beras akan sulit untuk kembali ke titik semula seperti setahun yang lalu.
Bukan hanya beras, harga sejumlah komoditas dunia juga mengalami kenaikan tahun ini, termasuk bahan bakar, pupuk, kakao, dan minyak goreng.
Bayu menyoroti beberapa faktor yang menyebabkan sulitnya penurunan harga beras, di antaranya adalah kenaikan upah tenaga kerja.
BACA JUGA:Sejarah 64 Tahun Lalu, Indonesia Menjadi Negara Pertama Diluar AS Mengoperasikan C-130 Hercules
Menurutnya, kenaikan upah tenaga kerja menjadi salah satu penyebab terbesar dari peningkatan harga pokok produksi beras.
"Hal terbesar yang mempengaruhi adalah biaya tenaga kerja, yang mungkin sekitar 50 persen," ujar Bayu.
Tidak hanya itu, harga sewa lahan juga mengalami lonjakan.
Konversi lahan sawah menjadi perumahan secara bertahap menyebabkan berkurangnya lahan tanam padi dan kenaikan harga sewa lahan.
"Perubahan lahan sawah menjadi perumahan pasti menyebabkan berkurangnya lahan, sehingga harga sewa lahan akan meningkat," ungkapnya.
Saat ini, Bulog menyimpan cadangan beras sekitar 1 juta ton. Bayu menegaskan bahwa stok Bulog saat ini mencapai sekitar 1 juta ton.
Meskipun demikian, dalam distribusi beras, pemerintah harus mengalah sejenak.
Saat ini, sebagian besar distribusi beras masih dikuasai oleh rumah tangga dengan persentase sekitar 50 persen dari stok nasional, diikuti oleh organisasi seperti restoran, hotel, rumah sakit, dan santri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: