Lawan Penjajah! Latar Belakang Perang dan Fakta Perjuangan serta Perlawanan Pangeran Diponegoro

Lawan Penjajah! Latar Belakang Perang dan Fakta Perjuangan serta Perlawanan Pangeran Diponegoro

Lawan Penjajah! Latar Belakang Perang dan Fakta Perjuangan serta Perlawanan Pangeran Diponegoro--Net

PAGARALAMPOS.COM - Fakta Perjuangan Pangeran Diponegoro Pada 1825, Pangeran Diponegoro diketahui mulai mengobarkan perlawanan terhadap Belanda.

Perang Diponegoro atau Perang Jawa bahkan disebut sebagai salah satu bagian perubahan yang besar di dunia pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19.

Perlawanan yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro terhadap pemerintah kolonial Belanda menjadi salah satu catatan sejarah yang dikenal dengan sebutan Perang Diponegoro.

Pangeran Diponegoro atau yang juga dikenal sebagai Bendara Pangeran Harya Dipanegara lahir pada tanggal 11 November 1785 di Ngayogyakarta Hadiningrat.

BACA JUGA:Kerangka Manusia Ditemukan di Kapal Perang yang Dijuluki Titatic Kuno

Adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia yang mendapat pengakuan melalui Keppres No. 87/TK/1973 tanggal 6 November 1973 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Riwayat Pangeran Diponegoro

Pangeran Harya Dipanegara merupakan anak pertama dari Sri Sultan Hamengkubuwana III, raja ketiga di Kasultanan Yogyakarta.

Beliau memiliki nama Bendara Raden Mas Antawirya semasa kecilnya dan memiliki nama Islam Ngabdul Kamid.

BACA JUGA:Sejarah Perjuangan Pangeran Diponegoro Mengusir Hindia Belanda, Cek

Pangeran Harya Dipanegara juga dikenal sebagai Panglima perang di Tanah Jawa karena berhasil memimpin Perang Diponegoro/Perang Jawa pada tahun 1825 sampai dengan tahun 1830 melawan pemerintah Hindia Belanda.

Perang tersebut tercatat sebagai perang dengan korban paling besar dalam sejarah Indonesia, dengan korban mencapai 8.000 serdadu Hindia Belanda.

Termasuk, 7.000 pribumi, dan 200 ribu orang Jawa. Bahkan, perang ini juga menyebabkan kerugian materi hingga 25 juta Gulden.

Ketika Pangeran Diponegoro merasa terdesak, akhirnya beliau setuju untuk membuat perundingan dengan Jenderal De Kock yang merupakan Gubernur Hindia Belanda kala itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: