Jejak Manusia Purba di Jambi, Penghuni Goa di Bukit Bulan

Jejak Manusia Purba di Jambi, Penghuni Goa di Bukit Bulan

Foto : Jejak Manusia Purba di Jambi, Penghuni Goa di Bukit Bulan-Jejak Hunian Kuno di Goa Bukit Bulan Jambi, Peradaban Manusia Purba 6.000 Tahun Silam-Google.com

Aktivitas perburuan pasif ini juga didukung denga pelbagai temuan perkakas berbahan batu obsidian yang ditinggalkan penghuni gua.

Ukuran batuan obsidian yang digunakan terlalu kecil dari biasanya yang ditemukan oleh para arkeolog di situs lain.

Kecilnya obsidian dalam perkakas menandakan bahwa batuan tersebut berasal dari tempat yang sangat jauh, dan menjadi sangat berharga untuk dipakai secara masif.

BACA JUGA:Kamu Harus Tau! Inilah Misteri Lukisan Jejak Tangan Darah di Situs Purbakala Tapurarang

"Ibaratnya kayak emas. Emas kalau gampang ditemukan pasti yang disimpan ukurannya gede. Kalau emasnya bukan dari tempat sekitar, ya yang disimpan paling yang kecil-kecil. Nah, sama dengan obsidian ini. Obsidian ini berharga dan tempatnya pasti jauh," jelas Ruly.

Dugaan ini didukung dengan Bukit Bulan yang terdiri dari karst. Karst bukanlah batuan vulkanik seperti obsidian.

Sehingga geologisnya tidak mendukung pembentukan batuan seperti itu. Karst berasal dari proses geologis yang terangkat dari bawah laut.

Selama penelitian, Ruly mencari sumber deposit obsidian yang berasal dari sungai yang bersumber dari gunung vulkanik.

BACA JUGA:Penuh Misteri! Inilah Fakta Menarik Misteri Lukisan Jejak Tangan Darah di Situs Purbakala Tapurarang

Dia bersama tim menemukan deposit obsidian yang memiliki karakteristik kimia yang sama dengan jejak perkakas di Bukit Bulan di Sungai Tembesi. Sungai berhulu dari Gunung Masurai, gunung vulkanik yang telah mati, dan bermuara ke Sungai Batanghari.

Perlindungan situs purbakala dan lingkungan Bukit Bulan

Meski ada banyak temuan kepurbakalaan di Bukit Bulan, kawasan ini belum dijadikan sebagai cagar budaya yang dilindungi.

Ancaman lainnya dari pelestarian situs purbakala ini muncul dari wacana pembangunan pabrik semen yang juga berdampak pada lingkungan masyarakat Margo Bukit Bulan.

BACA JUGA:Bikin Takjub, Inilah Legenda Penemuan Purbakala di Dunia, Nomor 1 di Indonesia!

"Ada yang kontra, ada yang pro," kata Ruly. "Masyarakat hari ini sebagian besar bertani. Sebenarnya mereka sudah ditahap yang cukup gitu, maksudnya, tapi penduduk makin padat jadi timbul kebutuhan yang lainnya."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: