Menelusuri Penyebaran Islam di Sumatera, Begini Jejak Sejarah dan Penyebarannya

Menelusuri Penyebaran Islam di Sumatera, Begini Jejak Sejarah dan Penyebarannya

Menelusuri Penyebaran Islam di Sumatera-Kolase by pagaralampos.com-Net

PAGARALAMPOS.COM - Sejak zaman dahulu, Islam telah menorehkan jejaknya dalam sejarah Sumatera, memainkan peran penting dalam pembentukan budaya dan masyarakat di pulau ini.

Sebagai salah satu wilayah pertama yang menerima ajaran Islam di Nusantara, Sumatera memiliki kisah yang menggambarkan perjalanan masuknya agama ini serta penyebarannya yang luas di seluruh pulau.

Menurut penelitian yang dikutip dari buku "Sejarah Islam Nusantara" karya Rizem Aizid, Sumatera Utara diakui sebagai tempat masuknya Islam pertama kali di Nusantara.

Penemuan makam seorang wanita bernama Tuhar Amisuri di Barus, yang berasal dari abad ke-10 Masehi, menjadi bukti tertulis yang menunjukkan kedatangan Islam pada masa tersebut.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Tambo Bayang (1915), Jejak Suku Guci dari Muaro Paneh

Makam ini menjadi salah satu peninggalan Islam tertua di Sumatera, dengan Siti Tuhar yang merupakan keturunan Arab sebagai salah satu buktinya.

Selain penemuan makam Tuhar Amisuri, kisah-kisah dari penjelajah terkenal seperti Marco Polo memberikan gambaran tentang penyebaran Islam di Sumatera.

Ketika Polo singgah di Perlak pada tahun 1292 Masehi, ia menemui penduduk setempat yang telah memeluk agama Islam serta pedagang Islam dari India yang aktif berdagang dan menyebarkan agama mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa proses islamisasi di wilayah tersebut masih dalam tahap awal pada saat itu.

BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah Candi Arjuna yang diyakini Miliki Segelintir Kisah Menarik!

Penemuan makam Malik As-Saleh pada abad ke-13 Masehi di Aceh Utara menjadi bukti lain akan keberadaan Islam di Sumatera.

Malik As-Saleh, yang dikenal sebagai raja pertama Kerajaan Samudera Pasai, mencerminkan bagaimana Islam telah masuk dan berkembang di Aceh pada periode tersebut.

Cerita Ibnu Batutah, penjelajah Maroko yang mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 Masehi, juga memberikan gambaran tentang pentingnya Islam dalam struktur sosial dan politik di wilayah tersebut.

Ia menggambarkan Sultan Samudera Pasai sebagai sosok yang baik terhadap ulama dan rakyatnya, menegaskan peran kuat Islam dalam kehidupan sehari-hari di Sumatera.

BACA JUGA:Sebagian Wanita Sparta Punya Dua Suami, Mengupas Kisah Sejarah Yunani Kuno!

Penyebaran Islam di Sumatera tidak hanya terjadi melalui jalur perdagangan, tetapi juga melalui dakwah wali dan ulama serta keberadaan kerajaan Islam di pulau tersebut.

Saudagar Arab yang berdagang dari berbagai belahan dunia melalui jalur Barus-Fansur juga memainkan peran penting dalam penyebaran agama ini di Sumatera.

Barus sendiri dianggap sebagai perkampungan Islam tertua di Nusantara, menandai titik awal penyebaran Islam di wilayah tersebut.

Kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudera Pasai dan Aceh Darussalam turut berperan dalam menyebarkan agama Islam di Sumatera pada masa tersebut.

BACA JUGA:Menyimpan Cerita Menarik! Inilah 4 Tempat Wisata Sejarah PALI yang Wajib Kamu Kunjungi

Dengan demikian, sejarah Islam di Sumatera menjadi cerminan dari kompleksitas interaksi budaya, politik

dan perdagangan yang telah membentuk wajah Sumatera yang kita kenal saat ini.

Melalui proses panjang penyebaran dan akulturasi.

Islam telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas dan kehidupan masyarakat Sumatera, mewarnai berbagai aspek kehidupan dari budaya hingga politik.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: