Mengulik Keunikan Tradisi Suku Papua Membakar Batu untuk Ritual Sebelum Memasak

Mengulik Keunikan Tradisi Suku Papua Membakar Batu untuk Ritual Sebelum Memasak

Mengulik Keunikan Tradisi Suku Papua Membakar Batu untuk Ritual Sebelum Memasak -Foto: net-

Dasar lubang nantinya dilapisi oleh daun alang-alang dan daun pisang. Selanjutnya, batu-batu yang telah panas disusun di atas dedaunan dengan cara dijepit menggunakan kayu khusus yang biasa disebut apando. Persiapan ini dilakukan oleh kaum pria.

BACA JUGA:TOP 7 Kuliner Tradisional Khas Bangka Belitung, Wajib Dicicipi Nih!

BACA JUGA:Uniknya Tradisi Papua, Bakar Batu Budaya Memasak Nenek Moyan Suku Dani

Setelah itu, setiap suku akan menyerahkan babi. Masing-masing kepala suku akan memanah babi secara bergiliran.

Masyarakat meyakini jika sekali panah babinya langsung mati, maka ritual akan berjalan sukses. Sebaliknya, jika babi tidak langsung mati, dipercaya akan terjadi hal yang kurang baik saat ritual.

2. Tahapan Membakar Babi

Tahap yang kedua ialah membakar babi. Sebelum dibakar, babi akan dibelah dan dikeluarkan isi perutnya serta bagian-bagian lain yang tidak dimakan.

Setelahnya, babi diletakkan di atas alang-alang yang telah dipersiapkan dan ditutup menggunakan dedaunan dan batu panas. Pada lapisan atas, diletakkan rerumputan tebal serta ubi jalar.

BACA JUGA:Baik Untuk Kesehatan, Inilah Manfaat Lain yang Akan di Rasakan dengan Mengkonsumsi Buah lemon

BACA JUGA:Kemewahan Off-Road, Thar Earth Edition Hadir dengan Penawaran Tak Terduga! Cek Penjelasannya Disini!

Sayur-sayuran diletakkan di atasnya, seperti daun hipere, iprika, daun singkong, labu parang, daun pepaya, dan lain sebagainya. Masakan tersebut juga ditambah potongan buah-buahan.

Waktu yang dibutuhkan dalam proses pembakaran hingga marang sekitar 60 sampai 90 menit. Rumput akan dibuka dan makanan akan dikeluarkan satu per satu, lalu dihamparkan di atas rerumputan.

3. Tahap Makan Bersama

Setelah hidangan telah siap, warga akan berkerumun dan menyantap makanan tersebut. Orang pertama yang menikmati adalah kepala suku, ia akan menerima sebongkah daging babi dan ubi. Setelah itu, barulah warga lain mendapat jatah yang sama.

Nah, itulah sejarah mengenai Tradisi Bakar Batu beserta tahapannya. Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan detikers ya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: