Gereja Santo Mikael, Saksi Sejarah Agama Katolik di Sumatera Selatan
Gereja Santo Mikael, Saksi Sejarah Agama Katolik di Sumatera Selatan--
BACA JUGA:Gereja Tertua di Sumsel, Begini Sejarahnya? Punya Cerita Perkembangan Khatolik di Sumsel
Romo Titus, seorang pemimpin Gereja Santo Mikael, mengungkapkan bahwa sisa-sisa pembantaian dan penguburan korban masih dapat ditemukan beberapa meter dari bangunan gereja.
Di antara makam-makam tersebut, terdapat makam Pastur Van Camvel, yang merupakan Pastur pertama yang memasuki Sumatera Selatan.
Meskipun menyimpan cerita tragedi pembantaian, Tanjung Sakti juga dikenal karena tingginya toleransi antar umat beragama.
Hal ini telah terjadi sejak zaman penjajahan hingga saat ini. Masyarakat di Tanjung Sakti saling menghargai dan menerima kehadiran umat agama lain, baik itu umat Katolik, umat Muslim, atau yang lainnya.
BACA JUGA:5 Fakta Unik Situs Gunung Padang, Salah Satunya Adalah Situs Tertua Di Dunia?
Di wilayah ini, berbagai peninggalan zaman penjajahan seperti piano, buku, dan makam-makam tua masih terawat dengan baik.
Semangat toleransi dan kerukunan antar umat di Tanjung Sakti merupakan salah satu nilai luhur yang harus dijaga dan menjadi teladan bagi masyarakat di daerah lain.
Dengan tetap menghargai dan menghormati perbedaan, Tanjung Sakti telah menjadi tempat yang damai dan harmonis untuk beribadah.
Serta menjalin hubungan sosial yang baik di tengah keragaman agama.
Demikian artikel yang saya buat untuk Anda. Semoga bermanfaat dan menarik.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: