Kisah Perjuangan Masyarakat Pagar Alam Melawan Penjajah Sebelum Kemerdekaan Indonesia
Kisah Perjuangan Masyarakat Pagar Alam Melawan Penjajah Sebelum Kemerdekaan Indonesia--
Perlawanan masyarakat Pasemah terhadap penjajah Belanda dimulai sejak awal abad ke-19, ketika Belanda mulai menguasai wilayah Sumatera Selatan.
Pasemah merupakan salah satu daerah yang sulit ditaklukkan oleh Belanda, karena memiliki kondisi geografis yang berbukit-bukit, hutan yang lebat, dan iklim yang dingin.
Selain itu, masyarakat Pasemah juga memiliki semangat juang yang tinggi, kecakapan berperang, dan persatuan antar desa.
Salah satu tokoh perlawanan yang terkenal adalah Raden Imam Prabu Anom, yang merupakan keturunan dari raja Pasemah terakhir, Raden Prabu.
Ia memimpin perlawanan terhadap Belanda dari tahun 1821 hingga 1833, dengan berbagai strategi dan taktik, seperti melakukan serangan mendadak, melakukan penyergapan, dan melakukan perang gerilya.
Ia juga berhasil menggalang dukungan dari masyarakat dan pemimpin-pemimpin lokal lainnya, seperti Raden Kusumah, Raden Surya, dan Raden Kertawijaya.
Perlawanan Raden Imam Prabu Anom dan pengikutnya menyebabkan Belanda mengalami banyak kerugian, baik dalam hal korban jiwa maupun materi.
Belanda pun mengirimkan pasukan-pasukan besar untuk menumpas perlawanan Pasemah, tetapi tidak berhasil.
Bahkan, beberapa kali pasukan Belanda mengalami kekalahan telak, seperti dalam pertempuran di Sungai Lematang, Sungai Musi, dan Gunung Dempo.
BACA JUGA:5 Suku Indonesia Paling Ditakuti, Kisah Keberanian dalam Melawan Penjajahan Belanda
Perlawanan Raden Imam Prabu Anom berakhir pada tahun 1833, ketika ia meninggal karena sakit. Namun, perlawanan masyarakat Pasemah tidak berhenti sampai di situ.
Perlawanan terus berlanjut hingga tahun 1867, dengan dipimpin oleh tokoh-tokoh lain, seperti Raden Surya Kusuma, Raden Kusumah, Raden Kertawijaya, dan Raden Surya Negara.
Mereka terus memberikan perlawanan sengit terhadap Belanda, hingga akhirnya Belanda berhasil menguasai seluruh wilayah Pasemah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: