Sejarah Cibaduyut: Dari Desa Kecil Menjadi Pusat Kerajinan Sepatu Terkenal
Sejarah Cibaduyut: Dari Desa Kecil Menjadi Pusat Kerajinan Sepatu Terkenal-Foto: net-
PAGARALAMPOS.COM - Kisah menarik mengenai Cibaduyut di Bandung tidak bisa dilewatkan saat membahas sejarah keterampilan dan keindahan sepatu.
Sebagai pusat pembuatan sepatu, Cibaduyut memiliki warisan yang kaya dalam industri ini, mencerminkan keterampilan lokal yang luar biasa.
Artikel ini akan menelusuri sejarah Cibaduyut dan bagaimana keterampilan pembuatan sepatu di sini menjadi simbol kebanggaan masyarakat serta daya tarik bagi penggemar sepatu dari berbagai penjuru.
Sejak tahun 1918, Cibaduyut dikenal sebagai pusat produksi alas kaki, dan meskipun mengalami berbagai perubahan dari masa kolonial hingga kemerdekaan, identitasnya sebagai penghasil sepatu dan sandal terbaik tetap terjaga.
BACA JUGA:Desa Wisata Gunung Dempo Kota Pagaralam, Pesona Alam dan Potensi Ekonomi Kreatif
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Tempat Wisata di Sekitar Majalaya yang Wajib Dikunjungi!
Warisan kreatif yang positif terus diteruskan dari generasi ke generasi, menjadikan produk sepatu Cibaduyut tidak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga menembus pasar internasional, dengan lebih dari 45 persen diekspor hingga ke Amerika Serikat dan 27 negara lainnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menekankan pentingnya gerakan nasional seperti Bangga Buatan Indonesia untuk mendukung industri kreatif.
Pada tahun 1920, beberapa penduduk setempat yang bekerja di pabrik sepatu saat pemerintahan Belanda mulai membangun bisnis sepatu di rumah, menjadikan Cibaduyut sebagai tempat terkenal untuk sepatu terjangkau.
BACA JUGA:Wisata Gunung Dempo Masuk Nominasi ADWI 2024, Begini Penilaian Kemenpar Ekraf RI
BACA JUGA:Wisata Malang 2024: Keindahan Alam dan Daya Tarik Modern yang Tak Terlewatkan
Cibaduyut pernah menerima penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai kawasan terpanjang untuk industri sepatu, dengan toko-toko yang berjejer sepanjang dua kilometer. Namun, tantangan muncul dengan masuknya produk sepatu impor murah, yang berdampak pada bisnis lokal.
Patung sepatu ikoniknya juga sempat hilang akibat pembangunan flyover.
Acara Bandung Sneaker Season (BSS) 3.0 hadir sebagai platform untuk menggali lebih dalam tentang sejarah dan budaya sepatu di Cibaduyut, melalui kolaborasi video yang merayakan kreativitas para perajin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: