Raja-raja Terkuat Indonesia Pernah Kesini? Inilah 3 Misteri Kuat Di Gunung Kawi!

Raja-raja Terkuat Indonesia Pernah Kesini? Inilah 3 Misteri Kuat Di Gunung Kawi!

Raja-raja Terkuat Indonesia Pernah Kesini? Inilah 3 Misteri Kuat Di Gunung Kawi!-tangkapan layar-i news

1. Asal Mula Gunung Kawi

Masyarakat setempat percaya bahwa Gunung Kawi bermula dari sosok penasihat Pangeran Diponegoro yang bernama Kanjeng Zakaria II alias Eyang Soedjoego yang melipir ke daerah selatan Jawa Timur lantas membuat padepokan.

BACA JUGA:Ini Dia Inovasi Motor Listrik Indonesia Terbaru dengan EV Scooter, Cek Detailnya Disini!

Siapa Eyang Soedjogo? Awalnya, dengan ditangkapnya Pangeran Diponegoro pada tahun 1830.

Sebagian pengikutnya melarikan diri ke Jawa Timur. Kyai Zakaria II yang menjadi penasihat spiritual Pangeran Diponegoro mengganti namanya menjadi Eyang Soedjoego atau Eyang Djoego. 

Ia mengungsi ke timur melewati berbagai tempat seperti Pati, Bagelen, Tuban, Kepanjen, hingga akhirnya tiba di Desa Jugo, Kesamben, Blitar sekitar tahun 1840. 

Ia mendiami suatu dusun yang selanjutnya dikenal sebagai Dusun Jugo (Djoego). 

BACA JUGA:Rahasia Tersembunyi di Balik Gunung Kawi, Menjelajahi Sejarah dan Mitos yang Mengagumkan

Sekitar satu dekade pertama, Eyang Djoego membuka padepokan dan menerima murid yang salah satu diantaranya menjadi putera angkatnya, yaitu Raden Mas Jonet atau Raden Mas Iman Soedjono (Eyang Soedjo).

Yang merupakan salah satu senapati Pangeran Diponegoro. Pada dekade kedua, Ki Moeridun dari Warungasem, Pekalongan datang menjadi murid R.M. Iman Soedjono..

Eyang Djoego kemudian memerintahkan R.M. Iman Soedjono dan Ki Moeridun untuk membuka hutan di sebelah selatan Gunung Kawi.

Dan berpesan bahwa ia ingin dimakamkan di sana. Ia juga meramalkan bahwa desa yang akan dibuka tersebut akan ramai serta menjadi tempat pengungsian. 

BACA JUGA:Keajaiban Gunung Kawi, Menyingkap 3 Misteri dan Cerita Spiritual yang Tersembunyi

Murid-murid Eyang Djoego yang berangkat berjumlah sekitar 40 orang yang diantaranya beretnis Tionghoa. 

Rombongan dipimpin oleh Mbah Wonosari diiringi 20 orang pengikut dan membawa dua pusaka bernama Kudi Caluk dan Kudi Pecok. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: