Conformal Fuel Tanks, Terobosan Eurofighter Typhoon Untuk Alih Teknologi di Indonesia
"Simulasi radius tempur tersebut sudah di kalkulasi tanpa dukungan air refuelling (pengisian bahan bakar di udara),” ujar Paul Smith.
BACA JUGA:Dubes Belgia Untuk Indonesia Kunjungi PT Pindad
Skenario tanpa air refuelling memang perlu dikedepankan, mengigat kemampuan TNI AU amat terbatas untuk menunjang air refuelling.
Pasalnya hingga saat ini, TNI AU hanya punya dua unit pesawat tanker tua, yakni KC-130B Hercules di skadron udara 32 yang melayani armada Sukhoi Su-30MK dan Hawk 200.
Meski demikian, Smith memastikan Typhoon dapat melaksanakan proses air refuelling dengan KC-130B Hercules lewat hose-drogue pods.
Justru gambaran radius tempur Typhoon pada gambar dapat dicapai lewat adopsi CFT (conformal fuel tanks).
Conformal Fuel Tanks
Ini merupakan terapan solusi bahan bakar modern yang pertama kali diperkenalkan pada jet tempur F-15 C/E Eagle. CFT berupa tanki bahan bakar tambahan yang dipasang pada pundak bodi pesawat, dirancang mengikuti kontur desain, sehingga CFT terlihat menyatu dengan bodi.
BACA JUGA:Jerman dan Norwegia Kembangkan Rudal Anti Kapal 3SM Tyrfing, PAGARALAMPOE. COM
Dengan adopsi CFT, jarak tempuh dan radius tempur otomatis terdongkrak. Meski pada sisi lain, bobot pesawat ikut naik, ditambah berkurangnya sisi aerodinamis pesawat.
Peran CFT bisa saling melengkapi dengan tanki bahan bakar eksternal (drop tanks) yang bisa ‘dibuang’ saat terbang.
CFT punya sisi kelemahan, yakni tak dapat dilepaskan di udara, untuk melepasnya perlu waktu yang tak oleh ground crew, terutama guna melepas sambungan pipa ke bodi pesawat.
Keberadaan CFT juga bisa melimitasi kapasitas “g” dari pesawat. Meskipun masalah berat tambahan selalu ada, penalti drag dan “g” tidak selalu menjadi isu yang absolut.
BACA JUGA:Dalam Kondisi Utuh, Rusia Dapatkan Drone Laut Kamikaze MAGURA V5 Ukraina
CFT di pesawat F-15 malah mengurangi drag dan memungkinkan kecepatan maksimum yang lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: