Tak Hanya Mitos, Aji Saka Teryata Sosok Raja Pertama yang Ciptakan Aksara Jawa

Tak Hanya Mitos, Aji Saka Teryata Sosok Raja Pertama yang Ciptakan Aksara Jawa

Tak Hanya Mitoa, Aji Saka Teryata Sosok Raja Pertama yang Ciptakan Aksara Jawa -foto: Net-

BACA JUGA:Papua Barat, Ini Dia Pesona Surga yang Belum Terjamah, Simak Penjelasan Lengkapnya Disini!

Kemunculan Kerajaan Medang Kamulan diyakini oleh sebagian pendapat dianggap pernah berdiri di Pulau Jawa namun bukti keberadaannya tidak ditemukan.

Antara mitos atau legenda. Namun, dikisahkan dalam cerita pewayangan.

Nama Medang Kamulan berdiri, setelah pulau Jawa dipakukan ke tempatnya, pulau ini menjadi dapat dihuni. 

Akan tetapi bangsa pertama yang menghuni pulau ini adalah bangsa denawa (raksasa) yang biadab, penindas, dan gemar memangsa manusia. 

BACA JUGA:Bukan Hanya Mitos Belaka Saja, Ternyata Aji Saka Adalah Sosok Raja pertama yang Membuat Aksara Jawa

Dipimpin oleh raja raksasa bernama Prabu Dewata Cengkar, raja raksasa yang lalim yang punya kebiasaan memakan manusia dan rakyatnya

Dikisahkan, kedatangan Aji Saka berawal setelah berhasil mengisi Tanah Jawa. Tulisan India kuno menyebutkan bahwa orang pertama yang menginjakkan kaki di Jawa adalah Aji Saka.

Hal inilah yang memunculkan asumsi bahwa Aji Saka dan pengawalnya adalah nenek moyang orang Jawa.

Legenda tentang Aji Saka berasal dari negeri antah-berantah bernama Bumi Majeti. Namun ada pula yang menyebutkan Aji Saka adalah keturunan Suku Shaka dari India.

BACA JUGA:Inovasi Terbaru di Dunia Otomotif, Polytron Fox R Motor Listrik Jadi Unggulan di 2023?

Dia digambarkan sebagai pemuda sakti yang memiliki keris pusaka dan sorban ajaib. Pemuda ini adalah pribadi yang suka menolong orang yang tertindas.

Kisah paling terkenal dari Aji Saka adalah kemenangannya melawan Prabu Dewata Cengkar di Kerajaan Medang Kamulan. Dewata Cengkar gemar memakan daging manusia yang meresahkan penduduk sekitar.

Sebelum pergi ke Medang Kamulan, Aji Saka meninggalkan keris pusakanya di Gunung Kendeng agar dijaga oleh pengawalnya, Sembada.

Sementara dia dan abdi lainnya, Dora, bertandang ke Medang Kamulan dan saat itu mengaku mau dijadikan santapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: