Nyemantung, Tradisi Lama Dari Suku Besemah Untuk Pdkt Zaman Dulu!
Tradisi Nyemantung Khas Kota Pagar Alam-tangkapan layar-Wahana news
BACA JUGA:Mengejutkan! Ternyata Sumsel Mempunyai 12 Suku Asli, Nomor 6 Disebut-sebut Suku Paling Tua!
Melainkan dengan membawa bahan-bahan mentah berupa beras, kelapa, minyak sayur, ayam satu ekor atau bebek.
Hal ini dilakukan agar nantinya bahan-bahan tersebut bisa dimasak untuk makan bersama.
lalu, bahan makanan tersebut dimasak dirumah gadis atau janda tersebut.
Pastinya sambil mengobrol, bercanda ria sambil menanti hidangan makan dimasak matang.
BACA JUGA:Mau Wisata Seru Bersama Keluarga? Coba Ke Kemit Forest di Cilacap, Dijamin Have Fun!
Setelah semua makanan matang lalu dihidangkan (nasi dan lauk pauknya) kemudian dimakan bersama.
Biasanya budaya nyemantung diadakan ba’da shalat Isyah sampai selesai.
jika pria sudah nyemantung biasanya hubungan dengan pihak perempuan sudah semakin dekat.
Yang biasanya dilakukan selesai ngetam (panen padi).
BACA JUGA:Rumah Adat dan Budaya Suku Pasemah Penuh Falsafah
Nah, Nyemantung ini dulu sekali sekitar tahun 1970an masih dilakukan sebagai proses pendekatan (PDKT).
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, kemudian lambat laun hilang.
Hal ini disebabkan karena banyak beberapa faktor seperti perkembangan zaman dan beberaqpa pengaruh budaya luar yang masuk ke daerah-daerah,.
Kesimpulan dari Budaya Nyemantung ini adalah proses pendekatan dengan cara membuat acara dirumah sang gadis/janda, agar lebih bisa mengenal satu sama lain lebih dekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: