Ini Alasan Mobil Mini Cooper Klasik Harganya Mahal, Ternyata Miliki Historis Seperti Ini

Ini Alasan Mobil Mini Cooper Klasik Harganya Mahal, Ternyata Miliki Historis Seperti Ini

Ini Alasan Mobil Mini Cooper Klasik Harganya Mahal, Ternyata Miliki Historis Seperti Ini --

BACA JUGA:Simak Disini! Inilah Keunggulan Mitsubishi XFORCE

John Cooper sebagai teman dari Alec Issigonis yang juga memiliki Cooper Car Company dan Formula One Manufacturers Champion melihat ada potensi balap di mobil mungil tersebut. Pada 1959 dan 1960, Mini menjadi kelinci percobaan. 

Kedua orang itu mencoba ide liar mereka dengan menjadikan Mini sebagai mobil yang gesit, ekonomis dan tentunya murah. 

Austin Mini Cooper dan Morris Mini Cooper pun memulai debut pada September 1961 menjadi generasi penerus dari Mini Mark 1.

Nama Mini semakin dikenal setelah berhasil menjadi juara di ajang Reli Monte Carlo. Tak tanggung-tanggung, Mini menjadi juara pertama pada 1964, 1965, dan 1967 silam. Salah satu rahasia dari kemenangan Mini adalah penggunaan mesin yang melintang dan pemakaian penggerak roda depan yang kala itu dianggap asing lantaran tak pernah dipakai oleh pabrikan manapun.

BACA JUGA:Simak Disini! Inilah Keunggulan Mitsubishi XFORCE

Sejarah lain yang berhasil ditorehkan oleh Mini adalah penggunaan konfigurasi mesin pada balap Formula1 (F1). 

John Cooper lah yang menjadi otak dari tren mesin yang terletak di belakang kokpit untuk ajang balap F1. 

Hingga saat ini, penyematan mesin belakang pada balap F1 masih diterapkan. Bahkan ide ini juga digunakan untuk mobil sport dan super car yang ada saat ini.

Percikan Sejarah Masuknya di Indonesia

BACA JUGA:Udah Tau Belum? Teernyata Inilah 6 Kandungan Gizi Pada Labu Siam yang Bagus Untuk Kesehatan Tubuh

Mini atau Morris pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1965-an. PT Java Motors menjadi distributor resmi yang memasukkan Morris ini ke Tanah Air. Mobil kecil ini kala itu masuk dengan secara Completely Knock Down (CKD). 

Java Motors bekerja sama dengan PT National Assemblers untuk merakit mobil ini di Medan pada 1970 hingga sekitar 1980-an.

Selain perusahaan tersebut, beberapa importir umum juga memasukkan mobil ini dengan status Completely Built Up (CBU). 

Nama Mini kian tersohor setelah memasuki ranah balap di Sirkuit Ancol yang kala itu menjadi sirkuit utama di Jakarta. Hengki Irawan sempat memakai Mini untuk balap pada 1967, sedangkan Karsono juga pernah memakai Mini setahun setelahnya pada 1968 untuk ajang balap. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: