Ada Jalur Kereta ke Puncak Gunung Penamggungan, Mitos Upacara di Altar Kuno Orang Kerajaan Majapahit

Ada Jalur Kereta ke Puncak Gunung Penamggungan, Mitos Upacara di Altar Kuno Orang Kerajaan Majapahit

Foto : Gunung Penaggungan.-Ada Jalur Kereta ke Puncak Gunung Penamggungan, Mitos Upacara di Altar Kuno Orang Kerajaan Majapahit-Google.com

Tak lama kemudian mereka pun tertidur karena penantiannya yang begitu melelahkan. Pagi harinya, mereka melanjutkan perjalanan untuk menyaksikan matahari terbit.

BACA JUGA:Soliditasnya Luar Biasa, Kapolres Pagar Alam Rayakan HUT TNI ke 78 di Makoramil, Santap Bersama Nasi Tumpeng

Sesampainya di puncak, mereka menikmati matahari terbit namun bingung dan terkejut karena tidak ada seorang pun di puncak.

Setelah menikmati matahari terbit, mereka turun dan kembali ke lokasi semula.

Namun, mereka bertanya-tanya, siapa yang bisa menguping pembicaraan tersebut dan siapa pemilik senternya?

Kisah keramaian pasar ini tidak hanya terjadi saat pendakian Penanggungan saja, namun di gunung lain juga terdapat misteri keramaian pasar saat mendaki Merapi di depan puncak gunung tersebut.

Misteri altar kuno di Bear Peak

Di puncak Penanggungan terdapat misteri yang belum terpecahkan.

BACA JUGA:Dibalik Ambisi Gajah Mada Taklukkan Nusantara, Inilah Sosok Ratu Tribuuwana Tunggadewi yang Mendampinginya

Mereka yang asyik berfoto sepertinya tak menyadari bahwa di puncak gunung yang masih diselimuti kabut itu konon terdapat sebuah altar kuno yang keberadaannya masih menjadi misteri.

Namun di sisi utara lereng kini terdapat bangunan baru yang bentuknya seperti altar dan kemungkinan akan digunakan untuk menyelenggarakan upacara.

Menurut kepercayaan Jawa kuno, Gunung Penanggungan merupakan salah satu puncak Mahameru yang telah dipindahkan oleh para empu alam.

Penanggungan adalah salah satu dari sembilan gunung suci di Jawa.

BACA JUGA:Lagi Hits di Semarang, Wisata Umbul Sidomukti, Jangan Nggak Healing Kesini, Ya

Nigel Bullough, warga negara Inggris yang menjadi WNI dengan nama Hadi Sidomulyo dan guru besar Universitas Surabaya, telah mempelajari jejak sejarah yang terdapat dalam buku Negarakertagama karya Mpu Prapanca sejak tahun 1998.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: