Lanjutkan Tradisi Nenek Moyang, Warga Sulawesi Selatan Punya Tradisi Naik Haji di Puncak Gunung Bawakaraeng
Lanjutkan Tradisi Nenek Moyang, Warga Sulawesi Selatan Punya Tradisi Naik Haji di Puncak Gunung Bawakaraeng-foto: Net-
Kata "bawa" mengacu pada "mulut" atau "tempat di mana kata akan keluar," sedangkan "Karaeng" diartikan sebagai Tuhan, Dewa, Raja, Yang Mulia, atau Yang Agung.
Sehingga, Bawakaraeng diartikan sebagai salah satu sumber kehidupan yang diberikan oleh sang Batara kepada manusia. Nama ini mungkin dipilih karena tanah di sekitar Gunung Bawakaraeng sangat subur, cocok untuk bercocok tanam sepanjang tahun, baik saat musim penghujan maupun musim kemarau.
BACA JUGA:Polri Targetkan Pengembalian Uang Korban Penipuan Robot Trading Auto Trade Gold
Jalur Pendakian Gunung Bawakaraeng
Bagi para pendaki yang ingin menaklukkan Gunung Bawakaraeng, terdapat beberapa jalur pendakian yang dapat dipilih.
Berdasarkan peta Jalur Pendakian Badan Informasi Geospasial Republik Indonesia, pendakian jalur Gunung Bawakaraeng dapat dimulai dari kaki gunung di
Desa Lembanna, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa.
Jalur ini sangat disarankan bagi para pendaki dan merupakan jalur paling populer.
BACA JUGA:Dianugerahi Tokoh Transformasi Pelayanan Polri, Ternyata Ini Terobosan Kapolri
Selain itu, terdapat tiga jalur lain yang dapat ditempuh untuk mencapai puncak Gunung Bawakaraeng, yaitu Jalur Lembah Ramma, Jalur Danau Tanralili, dan Jalur Gunung Perak di Kabupaten Sinjai.
Jalur dari Desa Lembanna adalah jalur paling favorit. Pendaki akan melewati 10 pos seelum akhirnya mencapai puncak Gunung Bawakaraeng.
Perjalanan dimulai dengan menyusuri hutan pinus, dan jalur ini akan terus menanjak,
eskipun tidak terlalu ekstrim. Jalur ini seringkali ramai, tidak hanya oleh pendaki, tetapi juga oleh warga dan hewan ternak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: