Visi Berani dan Komitmen Terhadap Keaslian, Menciptakan Sebuah Mahakarya Sinematik (05)

Visi Berani dan Komitmen Terhadap Keaslian, Menciptakan Sebuah Mahakarya Sinematik (05)

Visi Berani dan Komitmen Terhadap Keaslian, Menciptakan Sebuah Mahakarya Sinematik--google.com

Para tawanan dipaksa terus berjalan dengan leher dan tangan terikat hingga hutan tempat tinggal mereka tak lagi nampak. 

BACA JUGA:Penjara sebagai Harga Kepemimpinan, Konflik Ideologi di Era Soekarno

Hijau dan eloknya hutan hujan perlahan-lahan sirna digantikan dengan lahan gersang, kotor, dan penuh penyakit. 

Jaguar Paw melihat orang-orang Maya yang kelaparan, mengonsumsi air limbah dan daging busuk, dan orang-orang yang terjangkit penyakit menular. 

Seorang gadis kecil yang tertular penyakit memperingatkan para pemburu bahwa malapetaka akan menimpa mereka. 

BACA JUGA:Misteri dan Mitos Gunung Bawakaraeng Hingga Naik Haji Di Puncak Gunung, Cek Faktanya!

Sesampainya di pusat kota, Zero Wolf menjual tawanan wanita sebagai budak dan membawa para pria ke pusat pengorbanan tumbal. 

Tubuh para pria dicat biru dan satu per satu dicabut jantungnya sebelum kepalanya dipenggal.

Kemudian digelindingkan dengan kejam menuruni kuil Suku Maya yang tinggi. 

BACA JUGA:Begini Tradisi Suku Indonesia Ini, Malam Pertama Unik dan Aneh Hingga Diluar Nalar

Mereka percaya bahwa para Dewa menuntut persembahan karena masyarakat Maya mengalami krisis pangan.

Kondisi kesehatan yang memprihatinkan, dan ekonomi yang teramat dahsyat. 

Satu per satu anggota suku Jaguar Paw diseret dan dibantai. Namun pada giliran Jaguar Paw, terjadi gerhana matahari. 

BACA JUGA:Diluar Logika, Berhaji Cukup Mendaki Puncak Bawakaraeng, Ritual Mistis Ini Masih Dilakukan

Tetua suku Maya meyakini bahwa do’a mereka telah didengar dan tidak perlu melanjutkan kurban manusia lagi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: