Diluar Logika, Berhaji Cukup Mendaki Puncak Bawakaraeng, Ritual Mistis Ini Masih Dilakukan

Diluar Logika, Berhaji Cukup Mendaki Puncak Bawakaraeng, Ritual Mistis Ini Masih Dilakukan

Foto : Naik haji di puncak bawakaraeng.-Diluar Logika, Berhaji Cukup Mendaki Puncak Bawakaraeng, Ritual Mistis Ini Masih Dilakukan-Google.com

PAGARALAMPOS.COM - Di berbagai pelosok dunia, gunung-gemunung tinggi menjadi panggung bagi tradisi-tradisi unik yang menggoda rasa ingin tahu dan menginspirasi imajinasi. 

Dalam artikel ini, kita akan memasuki dunia luar biasa dari tradisi-tradisi yang berkembang di ketinggian gunung. 

Dari upacara keagamaan hingga ritual mistik, mari kita menjelajahi tradisi-tradisi yang berakar dalam alam dan budaya, membawa makna mendalam bagi komunitas yang melakukannya. 

Setiap gunung memiliki kisahnya sendiri, dan inilah saatnya untuk mengungkapnya.

BACA JUGA:Suku Ini Viral, Tradisi Perkawinan Sedarah, Begini Kesehariannya Mereka Hidup Dipedalaman Hutan

Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, selalu menjadi tujuan penganut ritual mistik menjelang perayaan Idul Adha

Ritual ini dikenal sebagai 'Haji Bawakaraeng,' sebuah praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi di masyarakat lokal. 

Meskipun ritual ini tidak memiliki akar dalam ajaran Islam, setiap tahunnya, ribuan orang berkumpul untuk melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Bawakaraeng yang menjulang tinggi hingga 2.883 meter di atas permukaan laut.

Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Sulawesi Selatan, dan bukanlah sesuatu yang baru.

BACA JUGA:Beri Dukungan Moril Prajurit, Pangdam Tanjung Pura Masuk Zona Merah di Papua Tengah

Para penganut ritual datang dari berbagai daerah kabupaten di Sulawesi Selatan, membawa sesajian seperti beras ketan, telur, ayam, dan kambing untuk ritual keselamatan. 

Akan tetapi, asal-usul ritual ini memiliki beberapa riwayat yang berbeda. 

Salah satunya adalah keyakinan bahwa Gunung Bawakaraeng adalah tempat di mana Syekh Yusuf Tuanta Salamaka, pemuka agama terkemuka dari Gowa-Tallo, pernah berjumpa dengan Walisongo. 

Hal ini berkaitan dengan perintah haji yang disalahpahami sebagai pelaksanaan ibadah haji yang cukup di Bawakaraeng saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: