VIRAL! Jalankan Tradisi Nenek Moyang, Suku ini Punya Budaya Kawin Tangkap
VIRAL Kawin Tangkap! Tradisi ini Bikin Syok Para Wanita yang Diculik untuk Melakukan Pernikahan -Foto: net-
PAGARALAMPOS.COM - Tradisi kawin tawang yang terjadi di wilayah Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir.
Sebuah video yang merekam adegan seorang perempuan berpakaian adat "menculik" seorang perempuan di tempat umum telah menimbulkan kejadian di masyarakat.
Pada artikel kali ini kami akan menjelaskan pengertian tradisi fotografi pernikahan, cara pelaksanaannya menurut tradisi Sumban, dan mengapa tradisi ini kontroversial.
Bagaimana tradisi pernikahan lewat penangkapan?
BACA JUGA:Satlantas Goes To Shcool, Ini Pesan AKP Teguh Hidayat Kepada Pelajar
Perkawinan tawanan adat merupakan salah satu bentuk perkawinan berdasarkan pengaturan adat di wilayah Sumba, NTT.
Praktek ini memiliki nama yang berbeda-beda, seperti Wenda Mawine, Yappa Mawinni dan Kedu Ngidi Mawine, tergantung dialek dan wilayah Sumba.
Tradisi ini diyakini sebagai warisan nenek moyang masyarakat Sumba yang dilakukan secara turun-temurun.
Eksekusi kawin tangkap memiliki aturan yang kuat berdasarkan hukum adat perkawinan Sumba.
BACA JUGA:Gelar Latpra Ops Stop Karhutla Musi 2023, Kapolres Pagar Alam Pesanya Begini!
Tradisi ini tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, dan sosok perempuan yang menjadi calon pengantin wanita biasanya dipilih dari keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan erat dengan keluarga calon mempelai pria.
Tujuan dan Sejarah Tradisi Kawin Tangkap
Tradisi kawin tangkap dilakukan dalam konteks kekerabatan keluarga, klan, atau suku, dengan salah satu tujuannya adalah untuk mengikat hubungan kekerabatan.
Hal ini menjadi alasan mengapa perempuan yang akan menjadi calon mempelai wanita biasanya dipilih dari keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan erat dengan keluarga calon mempelai pria.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: