Misteri Gunung Rinjani, Jejak Sang Dewi Anjani dan Benda Pusaka yang Memiliki Nilai Spiritual

Misteri Gunung Rinjani, Jejak Sang Dewi Anjani dan Benda Pusaka yang Memiliki Nilai Spiritual

Misteri Gunung Rinjani, Jejak Sang Dewi Anjani dan Benda Pusaka yang Memiliki Nilai Spiritual -net-Net

PAGARALAMPOS.COM - Gunung Rinjani, dengan kemegahan alamnya yang menakjubkan, telah menjadi salah satu tujuan favorit bagi para pendaki dan pencinta alam

Namun, di balik pesona pemandangan alam yang memukau, tersimpan sejumlah misteri yang melibatkan mitos dan legenda dari masa lampau. 

Salah satu kisah yang paling mencolok adalah kisah tentang Sang Dewi Anjani, yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai penjaga gunung ini.

Lebih dari itu, terdapat juga benda-benda pusaka yang dipercayai memiliki nilai spiritual yang tinggi, yang konon tersimpan di dalam Gunung Rinjani

BACA JUGA:Unik Sihh, Tapi Suku ini Punya Tradisi Pernikahan Sedarah, Jadi bisa Nikah Sama Ibu Sendiri

Kisah tentang Dewi Anjani juga menyentuh aspek-aspek kehidupan manusia, seperti keluarga, persaudaraan, pengorbanan, serta hubungan dengan alam dan kehidupan sekitarnya.

Cerita tentang Dewi Anjani dihubungkan dengan sebuah pusaka kedewataan bernama Cupumanik Astagina yang diberikan oleh Bhatara Surya kepada Dewi Windradi.

Namun, Bhatara Surya memberikan syarat bahwa pusaka tersebut tidak boleh ditunjukkan kepada siapa pun, termasuk anak-anaknya.

Meskipun demikian, karena rasa sayang yang mendalam, Dewi Windradi akhirnya memberikan pusaka Cupumanik kepada Dewi Anjani. 

BACA JUGA:Sedarah, Pertahankan Keturunan dan Populasi Saudara Kandung Sendiri di 'Lahap' Juga, Tradisi Suku Polahi

Namun, saat saudara-saudaranya mencoba menyentuh pusaka tersebut, kebenarannya terbongkar, dan hubungan Dewi Windradi terungkap.

Resi Gotama, ayah mereka, marah dan mengutuk Dewi Windradi menjadi batu serta melemparkan pusaka sakti ke udara yang diperebutkan oleh ketiga anaknya. 

Pusaka itu terbelah menjadi dua dan menjadi sebuah telaga. Mereka yang menyentuh telaga itu seketika terkutuk dan berubah menjadi kera. Resi Gotama memerintahkan mereka untuk bertapa sebagai upaya menebus dosa.

Suatu hari, Batara Guru melewati Telaga Madirda, Dieng, yang merupakan tempat Dewi Anjani sedang bertapa. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: