Kabut Dampak Karhutla Mulai Masuk Kota, Dinkes Ajak Masyarakat Gunakan Masker

Kabut Dampak Karhutla Mulai Masuk Kota, Dinkes Ajak Masyarakat Gunakan Masker

Kabut Dampak Karhutla Mulai Masuk Kota, Dinkes Ajak Masyarakat Gunakan Masker--Net

PALEMBANG, PAGARALAMPOS.COM - Asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) diprakirakan sudah masuk ke wilayah Palembang.

Partikel debu padat yang dihasilkan kebakaran terpantau menyebar ke Palembang terbawa angin dari wilayah Ogan Komering Ilir (OKI).

Menanggapi hal tersebut Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumsel Trisnawarman mengimbau masyarakat kembali menggunakan masker untuk melindungi diri dan menjaga kesehatan.

"Kita sudah memberikan imbauan ini ke masyarakat melalui surat edaran ke kabupaten dan kota untuk mulai menggunakan masker," ungkap Trisnawarman, Sabtu (2/8/2023).

BACA JUGA:Waspada, Kekeringan dan Karhutla di Sumsel Mulai Meningkat, Siaga.

Penggunaan masker tidak hanya digunakan untuk mencegah terpapar kabit asap yang mulai masuk ke Palembang namun juga melindungi dari virus. 

Terlebih masyakarat diminta untuk menjalankan pola hidup sehat, dengan menggunakan air bersih, membersihkan lingkungan, untuk mencegah berbagai penyakit lainnya seperi DBD dan Tipes.

"Kami juga mengimbau untuk penggunaan masker sebaiknya, gunakan N95," ungkap dia.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel Wandayantolis menambahkan, per tanggal 1 September 2023 terpantau kualitas udara di Kota Palembang telah melebih nilai ambang batas (NAB) sekitar 60,98 mikrogram per meter kubik.

BACA JUGA:Sengaja Ke Palembang, Wamen LHK Bahas Antisipasi Elnino dan Karhutla

Pihaknya telah melakukan pengukuran dengan metode pengukuran konsentrasi PM 2.5 yang dapat mendeteksi partikel udara berukuran kecil seperti debu yang dapat mengganggu kesehatan.

"Pantauan pada alat kami memang partikel pm 2.5 berada pada level sedang. Di udara sudah banyak partikel padat debu dan residu pembakaran," jelas dia.

Untuk itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk mencegah setiap potensi sekecil apapun yang menyebabkan kebakaran pada pemukiman, lahan, hutan dan kebun.

Pada sisi yang lain, kondisi yang kering karena kemarau meningkatkan masuknya partikel padat ke udara yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

BACA JUGA:22 Ribu Ton Beras SPHP Tersalurkan ke Sumsel Jaga Stabilitas Harga Beras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: