12 Years A Slave (2013), Film Tentang Perbudakan dan Rasialisme ‘Paling Jujur’ (06)
Film Tentang Perbudakan dan Rasialisme ‘Paling Jujur’--google.com
Ya, ini adalah perjalanan sebuah film yang keras, tetapi diceritakan secara luar biasa.
Hanya sepotong cerita sinematik yang menakjubkan.
Intinya adalah; anda akan sulit menemukan bagian pembuatan film yang lebih baik di mana pun.
BACA JUGA:Pemerintahan Kontroversial Ratu Ranavalona I, Kejam atau Pejuang Kedaulatan?
Ulasan Kami: Berdasarkan kisah nyata yang diangkat dari sebuah memoar, ‘12 Years a Slave’ bercerita mengenai Solomon Northrup (Chiwetel Ejiofor).
Ia adalah seorang freeman (pria kulit hitam yang bukan seorang budak) dari New York.
Ia diculik dan dijadikan budak selama 12 tahun di Louisana pada masa sebelum perang sipil.
BACA JUGA:100 Persen Selesai, Besok Tol Indralaya -Prabumulih Dioperasionalkan Gratis
Review/Cerita: ‘The first thing that really came up in my mind after watch this movie is:
did this really happened? Baah, I know this is a stupid question’.
Mungkin kita pernah mendengar beberapa cerita tentang kekejaman yang diterima para budak kulit hitam di Amerika maupun isu diskriminasi ras pada masa setelah perbudakan.
BACA JUGA:7 Tips ini Terbukti Efektif Buat Kamu yang Ingin Memilih Pinjaman KUR yang Tepat
Namun tetap saja menonton ‘12 Years a Slave’ masih tetap terlalu memilukan untuk disaksikan.
Tidak jarang beberapakali kami harus mengalihkan muka dari layar yang menayangkan film.
karena secara vulgar dan frontal sang sutradara Steve McQueen (Hunger (2008), Shame (2011), menyajikan adegan demi adegan yang sangat mengerikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: