Dibalik keindahan yang Disajikan, Ternyata Lembah Harau Miliki Kisah Pilu!

Dibalik keindahan yang Disajikan, Ternyata Lembah Harau Miliki Kisah Pilu!

Dibalik keindahan yang Disajikan, Ternyata Lembah Harau Miliki Kisah Pilu!-net-

Sebaliknya, jika Bujang Juaro yang ingkar janji, maka dia disumpah menjadi ular naga.

Kapal yang membawa Maulana Kari, Sari Banun, dan Sari Banilai terbawa arus dan terjepit di antara dua bukit besar.

BACA JUGA:Kawin dengan Ibu Kandung Sendiri? Netijen Sebut Masa Iyah Tega, Inilah Tradisi Nyeleneh Suku Polahi Gorontalo

Agar tidak hanyut, Maulana Kari menambatkan sebuah batu yang kelak dikenal dengan Batu Tambatan Kapal. Kapal layar ini selamat.

Rajo Darah Putiah yang berkuasa di kawasan Lembah Harau waktu itu mengizinkan keluarga Maulana Kari menetap.

Sedangkan di negri lainnya Raja Hindustan ini sudah pasrah tidak mungkin kembali. Karena tidak mengetahui sumpah putrinya, dia berinisiatif menikahkan Sari Banilai dengan Rambun Pade, pemuda Harau.

Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang anak yang sangat disayang oleh Maulana Kari dan Sari Banun.

BACA JUGA:Masa Iya, Malam Pertama Suku Ini Harus Begini Dulu, Lokak Ga Mood Keles!

Suatu hari, mainan si anak jatuh ke dalam laut dan dia memanggil ibunya untuk mengambil mainan. Sari Banilai melompat ke laut untuk mengambil dan dia terhanyut karena ombak sedang besar.

Sari Banilai terseret hingga terjepit di antara dua batu besar lalu berdoa agar air segera surut. Sari Banilai yang teringat sumpahnya khawatir dia bakal dikutuk menjadi batu.

Sambil berdoa kepada Tuhan, dia minta dibawakan perlengkapan rumah tangga dan diletakkan di samping batu yang menjepitnya. Lambat laun kaki Sari Banilai membeku dan menjadi batu.

Begitupun bagian tubuh yang lain. Batu yang berbentuk seorang ibu sedang menggendong anak di salah satu bagian di Lembah Harau itu diyakini sebagai Sari Banilai yang termakan sumpahnya.

BACA JUGA:Slebew dulu Ga Sih, Inilah Suku Polahi yang Lakukan Perkawinan Sedarah Termasuk Dengan Ibu Kandung!

Cerita yang masih hidup di tengah masyarakat Lembah Harau itu dikenal sebagai Randai Sari Banilai dan kemudian menjadi salah satu kesenian tradisional masyarakat Lembah Harau.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: