Waduh, Ternyata Ada Tradisi Kanibalisme di Benua Oseania, Apakah Indonesia Termasuk!

Waduh, Ternyata Ada Tradisi Kanibalisme di Benua Oseania, Apakah Indonesia Termasuk!

Waduh, Ternyata Ada Tradisi Kanibalisme di Benua Oseania, Apakah Indonesia Termasuk!-net-

PAGARALAMPOS.COM - Anggota suku Fore mulai menderita penyakit aneh yang dikenal sebagai kuru.

Penyakit ini menimbulkan gejala seperti menggigil, kehilangan keseimbangan, berbicara kesulitan, dan akhirnya berujung pada kematian.

Kuru adalah penyakit degeneratif otak yang disebabkan oleh prion, yaitu protein abnormal yang menyerang sel saraf.

Penyakit ini ditularkan melalui konsumsi daging yang terkontaminasi atau kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi.

BACA JUGA:Lagi Viral! Penemuan Istana Tua Tempat Bertapa Kerajaan Kuno Di Jawa Timur

Penyakit ini memiliki masa inkubasi yang panjang, yaitu antara 5 hingga 20 tahun, sehingga gejala baru muncul setelah waktu yang cukup lama.

Gejalanya mirip dengan penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD) pada manusia dan penyakit sapi gila (BSE) pada hewan.

Pada tahun 1957, seorang dokter Australia bernama Vincent Zigas menjadi yang pertama kali menemukan adanya penyakit kuru pada suku Fore.

Ia bekerja sama dengan antropolog Amerika, Shirley Lindenbaum, untuk mempelajari suku ini dan tradisi kanibalisme yang mereka praktikkan.

BACA JUGA:Tak Diragukan, Soal Klaim BRI Life Nggak Pake RIBET

Mereka menemukan bahwa penyakit kuru lebih banyak menyerang perempuan dan anak-anak daripada laki-laki.

Hal ini karena perempuan dan anak-anak sering mendapatkan bagian otak, hati, dan ginjal dari mayat yang dimakan, sedangkan laki-laki cenderung memakan bagian otot.

Pada tahun 1961, ahli biokimia Amerika, Carleton Gajdusek, berhasil mengisolasi prion penyebab kuru dari otak penderita.

Ia juga berhasil menularkan penyakit kuru ke monyet melalui eksperimen dengan menyuntikkan ekstrak otak penderita ke otak monyet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: