Bikin Kontroversi! Inilah Ritual Bedding ceremonies Upacara Tempat Tidur di Kalangan Bangsawan Abad 16

Bikin Kontroversi! Inilah Ritual Bedding ceremonies Upacara Tempat Tidur di Kalangan Bangsawan Abad 16

Bikin Kontroversi! Inilah Ritual Bedding ceremonies Upacara Tempat Tidur di Kalangan Bangsawan Abad 16-tangkapan layar-History Ekstra

PAGARALAMPOS.COM – Terdapat Dalam catatan sejarah, penyatuan kaum bangsawan melalui perkawinan seringkali dibarengi dengan segudang ritual dan tradisi.

Ada Salah satu tradisi yang memicu rasa penasaran dan perdebatan adalah praktik upacara tempat tidur atau Bedding ceremonies.

Dalam Upacara ini, yang melibatkan pengantin baru yang menghabiskan malam pertama mereka bersama, disaksikan oleh sejumlah saksi, memiliki sejarah sejak ribuan tahun yang lalu dan dapat ditemukan di berbagai budaya di seluruh dunia.

Artikel Pagaralampos.com ini, kami mempelajari dunia upacara tempat tidur yang menarik, mengeksplorasi asal-usulnya, signifikansinya, dan perdebatan seputar relevansinya di zaman modern.

BACA JUGA:Kamu Boleh Nikahi Saudaramu! Ternyata Yang Begini Ada Di Tradisi Suku Polahi

Upacara ranjang, juga dikenal sebagai ritual pasca-pernikahan atau upacara penyempurnaan, mempunyai tempat penting dalam sejarah pernikahan bangsawan.

Upacara ini tidak hanya melambangkan penyempurnaan pernikahan tetapi juga berperan dalam membangun legitimasi perkawinan.

Kehadiran para saksi, yang seringkali terdiri dari keluarga, teman, bahkan anggota pengadilan, menjadi bukti keaslian pernikahan tersebut.

Di berbagai budaya dan wilayah, upacara tidur mempunyai bentuk yang beragam.

BACA JUGA:Ayah Boleh Menikahi Anaknya? Inilah Tradisi Turun Temurun Suku Polahi Di Gorontalo

Di Inggris, misalnya, upacara diawali dengan pendeta memberkati tempat tidur, dilanjutkan dengan pelemparan kaus kaki pengantin pria kepada para saksi.

Diyakini bahwa siapa pun yang menangkap kaus kaki itu akan menjadi orang berikutnya yang menikah.

Begitu pasangan itu masuk ke kamar tidur mereka, tirai ditutup, dan mereka ditinggalkan sendirian, sementara pesta pora dan musik di luar menutupi suara apa pun dari dalam.

Contoh lain misalnya di Swedia pada abad ke-16, merupakan kebiasaan bagi pasangan untuk berbaring di tempat tidur sementara teman dan keluarga berbagi makanan dengan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: