20 Strategi Perang Pajajaran Melawan Majapahit, Patih Gajah Meda Saja Takluk.
Mengungkap Kisah Perjuangan dan Runtuhnya Kerajaan Pajajaran, Kehebatan dan Kehancuran dalam Sejarah Nusantara-Kolase-Berbagai Sumber
Bahkan pada masa kejayaannya yaitu pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Padjadjaran Sri Sang Ratu Dewata Prabu Jayadewata Sang Pamanah Rasa.
Mungkin kita masih ingat soal Amukti Palapa atau sumpah Mahapatih Gajah Mada yang berniat menyatukan seluruh wilayah nusantara di bawah naungan Majapahit.
Amukti Palapa Gajah Mada telah tercapai di mana seluruh wilayah nusantara berhasil dia satukan.
Dalam Sanghyang Siksakandang Karesian disebutkan, hanya panglima peranglah yang tahu 20 strategi ini. (Saleh Danasasmita, dkk., 1987).
Berikut ini adalah strategi perang yang dipakai oleh Kerajaan Sunda-Galuh-Padjadjaran pada masanya.
1. Makarabihwa.
Cara mengalahkan musuh dengan tidak berperang. Mengalahkan musuh dari dalam musuh itu sendiri, dengan menggunakan kekuatan pengaruh.
2. Katrabihwa
Posisi prajurit saat menyerang musuh, ada yang ditempatkan di atas, biasanya dengan menggunakan senjata panah, dan prajurit yang di bawah, biasanya menggunakan tombak dan berkuda.
Sebelum perang dimulai, Panglima Perang/Hulu Jurit mengumpulkan pasukan tempurnya agar seluruh prajurit berteguh hati menjadi pasukan yang berani dan bersemangat berperang untuk mengalahkan musuh walaupun kekuatan lebih kecil.
4. Singhabihwa
Mengalahkan pertahanan musuh dengan cara menyusup. Para penyusup merupakan tim kecil yang jumlahnya hanya lima orang, terdiri atas ahli perang, ahli strategi, dan ahli memengaruhi musuh.
Musuh terpengaruh oleh strategi yang kita lancarkan sehingga pada tahap ini musuh hancur oleh pikirannya sendiri. Waktunya sangat lama.
Memusatkan kekuatan pasukan pada posisi yang tersebar di beberapa titik penting yang telah ditentukan untuk pertempuran. Kekuatan di setiap titik jumlahnya 20 orang.
6. Cakrabihwa
Menyusupkan beberapa orang prajurit ke benteng pertahanan musuh dengan cara rahasia dengan tujuan utama untuk menyusupkan persenjataan yang kelak akan digunakan oleh pasukan saat bertempur.
Mereka harus prajurit yang sangat terlatih dan mengetahui medan, serta mengetahui cara-cara penyusupan.
Upaya pembersihan musuh setelah perang usai sebab biasanya masih ada musuh yang berdiam di persembunyian.
Prajurit harus mengetahui jalan-jalan yang dijadikan tempat untuk meloloskan diri. Pembersihan ini sangat penting agar musuh tidak menghimpun kekuatannya kembali.
Mendidik beberapa orang musuh agar bekerja untuk pihak kita.
Setelah dianggap tidak membahayakan, mereka dilepas kembali ke daerahnya untuk dijadikan mata-mata.
Orang itulah yang akan mengirimkan informasi mengenai kekuatan musuh, seperti jenis dan jumlah senjata yang mereka miliki.
9. Asumaliput
Setiap prajurit harus mengetahui tempat berlindung atau bersembunyi serta tidak akan diketahui musuh, seperti di dalam gua, tetapi harus pandai melihat situasi.
10. Meraksimpir
Cara berperang ketika prajurit berada di daerah yang lebih rendah, sedangkan musuh berada di daerah yang lebih tinggi.
Cara berperang ketika prajurit berada di daerah yang lebih tinggi, sedangkan musuh berada di bawah.
Cara mengalahkan musuh dari atas, seperti cara meloncat atau menghadang.
12. Luwakmaturut
Gerakan untuk memburu musuh yang kabur dari lapangan pertempuran.
Prajurit harus tahu cara pengejaran yang paling cepat di berbagai medan yang berbeda.
Pengejaran musuh harus sampai di tempat persembunyiannya, apakah di air, atau yang lari ke dalam hutan.
Cara menggunakan pedang yang lebih kecil. Bila menyusup ke daerah musuh, prajurit harus mengetahui cara-cara menyembunyikan pedang/senjata itu agar tidak diketahui musuh.
14. Babahbuhaya
Cara menghimpun kekuatan prajurit pada saat pasukan tertekan dan terjepit musuh, seperti cara/upaya memulihkan mental, semangat, dan kekuatan prajurit.
Dilatihkan ke mana harus berlari, jangan sampai berlari ke daerah kekuatan musuh.
Cara bagaimana bila saat berlari ada musuh di depan, atau musuh yang terus mengejar, serta cara bagaimana memilih tempat perlindungan.
Bila terlihat aman, prajurit merundingkan upaya penyelamatan dan merencanakan penyerangan balik.
Prajurit yang sudah terlatih dipersenjatai dengan senjata rahasia, atau senjata keramat kerajaan, seperti tombak.
16. Lemahmrewasa
Cara berperang di hutan belantara atau di tempat-tempat yang rimbun, terutama ketika pasukan dalam keadaan terdesak dengan senjata pasukan yang sudah tidak mampu melayani kekuatan persenjataan musuh.
Semua potensi yang bisa digunakan sebagai senjata dimanfaatkan, seperti batu atau batang pohon.
Teknik untuk melatih prajurit yang akan dijadikan prajurit dengan kemampuan khusus.
Pasukan komando yang mempunyai kemampuan perseorangan yang tangguh dan dapat diandalkan.
18. Prebusakti
Setiap prajurit dibekali latihan keahlian khusus seperti tenaga dalam agar senjata lebih berisi, lebih matih, punya kekuatan mengalahkan musuh secara luar biasa.
Sering kali raja menitahkan untuk tidak berperang. Prajurit terpilih, yaitu prajurit yang sudah terlatih untuk berunding.
Cara-cara berperang di air. Bagaimana cara mengelabui musuh agar tidak mengetahui pergerakan prajurit.
Persenjataan yang digunakan dalam perang pada zaman itu pada umumnya sudah berupa senjata dari logam, apakah itu tombak ataupun pedang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: