CACAT! Bagaimana Nasib Keturunan Suku Polahi yang Gemar Kawin Sedarah?

CACAT! Bagaimana Nasib Keturunan Suku Polahi yang Gemar Kawin Sedarah?

Suku Polahi Kawin Sedarah?--Net

Berbeda dengan sistem perkawinan umum di mana dua individu dari keluarga yang berbeda menikah tanpa ikatan darah, suku Polahi memiliki budaya sistem kawin sedarah atau sistem perkawinan incest.

Perkawinan sedarah di suku Polahi memungkinkan anggota keluarga untuk menikah dengan sesama anggota keluarga yang memiliki ikatan darah, seperti antara ibu dan anak laki-laki, bapak dan anak perempuan, atau saudara laki-laki dan saudara perempuan.

Sistem ini telah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda dan masih dipraktikkan hingga saat ini, meskipun dianggap tidak biasa atau bahkan aneh oleh budaya umum.

BACA JUGA:Berhasil Temukan Atlantis Kota yang Hilang, Ternyata inilah Ciri-cirinya yg Harus Kamu Tau

Pernikahan sedarah ini sebenarnya bukan didasarkan pada adat kebiasaan, tetapi lebih karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan mereka tentang pergaulan di luar kelompok mereka sendiri.


--

Para anggota suku Polahi memiliki keterbatasan pengetahuan genetika, sehingga mereka melakukan perkawinan sedarah di antara mereka tanpa menyadari risiko genetik yang dapat mempengaruhi kesehatan keturunan mereka.

Dalam ilmu kesehatan dan penelitian, perkawinan sedarah dapat meningkatkan risiko kelainan genetik atau cacat pada keturunan.

BACA JUGA:Mitos atau Fakta. Punden Berundak Gunung Padang Dijadikan Tempat Persembahan dan Upacara Sakral Berbau Mistis?

Anak-anak yang lahir dari perkawinan sedarah cenderung memiliki keragaman genetik yang sangat minim, yang dapat meningkatkan kemungkinan penyakit genetik langka atau cacat.

Namun, dalam kasus suku Polahi, terdapat keunikan yang mengejutkan. Meskipun mereka melakukan perkawinan sedarah, tidak ada kasus keturunan yang mengalami cacat.

Semua anggota suku Polahi terlihat normal secara genetik.

BACA JUGA:Fakta Baru, Ribuan Balok Batu Situs Gunung Padang Asal Muasalnya Mirip dengan Situs Purba di Irlandia

Hal ini menjadi fenomena yang menarik karena berbeda dengan apa yang terjadi pada perkawinan sedarah di negara-negara lain di mana risiko kelainan genetik jauh lebih tinggi.

Fenomena ini menunjukkan adanya faktor-faktor yang belum sepenuhnya dipahami mengenai keunikan genetik suku Polahi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: