Menggali Kekuatan Gaib, Menapaki Lima Gunung Suci yang Dipercaya Memiliki Daya Magis di Jawa
PAGARALAMPOS.COM - Gunung selalu menarik perhatian manusia sebagai puncak tertinggi di bumi, namun bagi masyarakat di daerah ini, gunung memiliki arti yang lebih dalam.
Lebih dari sekadar rona indah yang memantulkan sinar matahari atau tujuan pendakian yang menantang, gunung-gunung di Jawa Timur merangkum warisan spiritual dan mitos yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Kepercayaan akan kekuatan gaib dan energi mistis yang mengalir di puncak-puncak gunung ini menjadi dasar bagi ritual-ritual sakral, upacara adat, dan perjalanan spiritual yang diadakan oleh penduduk setempat.
Dari sini, terbentuklah kisah-kisah tentang permohonan yang dikabulkan, harapan yang terwujud, serta ikatan kuat antara manusia dan alam semesta.
BACA JUGA:Ada Istana Didalam Hutan? Inilah Penemuan Menggemparkan Seluas 5 Ha Di Jawa Timur
1. Gunung Semeru, Mahameru, Puncak Pulau Jawa
Gunung Semeru, dengan ketinggian 3.676 mdpl, adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Bagi masyarakat Jawa Timur, gunung ini memiliki makna yang begitu sakral.
Konon, puncak Semeru yang disebut Mahameru dianggap sebagai bagian dari gunung Meru di India, yang diyakini dibawa oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu sebagai paku bagi pulau Jawa.
Cerita ini memberikan nilai magis dan spiritual pada gunung ini.
2. Gunung Lawu, Sejarah dan Mistisnya
Gunung Lawu berdiri di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Gunung ini sangat terkenal dengan sejarah dan mistisnya, sehingga dianggap sangat sakral oleh masyarakat setempat.
Konon, gunung Lawu dulunya digunakan sebagai tempat pertapaan Raja Majapahit, Brawijaya V.
Pantangan-pantangan gunung khusus membakar ini, dan cerita-cerita tentang pertapaan raja menjadikan Lawu tempat yang sarat dengan nilai sejarah dan spiritual.
BACA JUGA:Tak Miliki Agama, Suku Polahi Praktikkan Perkawinan Sedarah? Cek Kebenarannya
3. Gunung Arjuno, Batu Bersejarah yang Sulit Ditaklukkan
Gunung Arjuno memiliki puncak dengan kawasan berbatu, menjadikannya salah satu gunung di Jawa Timur yang sulit ditaklukkan.
Arjuno juga terkenal dengan pantangan tidak boleh memakai baju berwarna dan dilarang mendaki dengan jumlah ganjil.
Dipercaya bahwa gunung Arjuno masuk dalam wilayah Majapahit, terbukti dari beberapa arca dan petilasan yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.
Alas Lali Jiwo, suatu kawasan di gunung Arjuno, sering membuat pendaki tersesat dan menjadi bagian dari kisah-kisah mistis yang mengelilingi gunung ini.
BACA JUGA:Selain Terkenal Dengan Keindahan Paronamanya, Ternyata Gunung Kawi Juga Menyimpan Sejuta Misteri
4. Gunung Kawi, Pesugihan dan Makam Eyang Djoego Imam
Gunung Kawi di Wonosari Malang sangat terkenal dengan pesugihan yang erat kaitannya dengan kekayaan. Banyak orang datang ke gunung Kawi untuk berziarah ke makam Eyang Djoego Imam.
Pada hari tertentu, seperti Jumat Legi, banyak kalangan masyarakat termasuk pengusaha dan politikus datang dengan harapan untuk dimudahkan dalam hajat mereka.
Bagi masyarakat Tionghoa, Gunung Kawi juga memiliki nilai sakral dengan adanya Klenteng Kwan Im, yang dianggap sebagai dewi yang mewujudkan welas asih dan penyayang dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa.
BACA JUGA:Majapahit Tidak Mampu Taklukan Pajajaran, Apakah Karena Prabu Siliwangi adalah Raja-Nya?
5. Gunung Penanggungan, Keajaiban Peninggalan Majapahit
Gunung Penanggungan yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Pasuruan dan Mojokerto, sering dijadikan destinasi awal bagi pendaki pemula karena ketinggiannya yang lebih rendah.
Penanggungan dianggap sakral terutama saat melewati jalur pendakian via Jolotundo.
Jolotundo konon dipercaya sebagai tempat pemandian kerajaan Majapahit, dan selama perjalanan, pendaki akan menjumpai candi-candi cetha peninggalan masa kejayaan Majapahit.
Dalam masyarakat Jawa Timur, gunung-gunung ini bukan hanya sekadar geografis atau fenomena alam semata.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Mistis Jogja, 5 Lokasi Angker yang Menyimpan Cerita Kelam dan Bisa Bikin Merinding!
Mereka adalah warisan spiritual dan sejarah yang diperlakukan dengan penuh rasa hormat dan kepercayaan.
Nilai-nilai kebudayaan dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi memberikan makna yang dalam pada setiap gunung tersebut.
Bagi masyarakat lokal, mendaki gunung atau mengunjungi tempat-tempat suci di gunung-gung ini bukan sekedar petualangan fisik, tapi juga perjalanan spiritual dan penjelajahan sejarah.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: