Empatpuluh Tujuh Ronin, Teladan Kesetiaan Samurai Terhadap Majikannya di Abad 18 Jepang (02)
Berlatar Sejarah pada Peristiwa Pembalasan Dendam Sekelompok Samurai--google.com
Jumlah orang yang ikut serta dalam sumpah setia semakin hari semakin bertambah menjadi lebih dari 120 orang.
Ōishi Kuranosuke berusaha memulihkan kejayaan klan seperti semula dan meminta adik Asano Takumi no Kami yang bernama Asano Daigaku untuk menjadi kepala klan.
BACA JUGA:Menyusuri Suku Batak, Menemukan Kekayaan Budaya dan Keindahan Alam yang Menggoda
Sementara itu, Horibe Taketsune dan para ronin membentuk kelompok radikal di Edo.
Kelompok radikal merasa tidak sabar dengan usaha pemulihan yang dinilai lambat dan berkeras hati untuk membalas dendam dengan cara membunuh Kira Kōzuke no suke.
Ōishi Kuranosuke yang mencoba segala macam cara untuk mengembalikan kejayaan klan Asano ternyata banyak mendapat hambatan dari sana-sini.
BACA JUGA:Keren! Ini 5 Tempat Wisata Budaya di Palembang
Kehidupan sehari-hari para ronin juga menjadi semakin sulit, beberapa orang ronin bahkan mulai berubah pikiran dan tidak lagi mendukung surat sumpah yang pernah ditulis.
Pada bulan Juli 1702, usaha untuk memulihkan kejayaan klan Akō kandas di tengah jalan, setelah Asano Daigaku menerima hukuman dari pemerintah Bakufu berupa kurungan seumur hidup di kediaman keluarga yang merupakan garis keturunan utama klan Asano di wilayah Han Hiroshima.
BACA JUGA:Suku-suku Eksotis Indonesia, Kekayaan Budaya dan Mistis yang Menawan!
Ōishi Kuranosuke lalu mengumpulkan para ronin di Maruyama (Kyoto).
Pertemuan ini nantinya dikenal sebagai Pertemuan Maruyama.
Hasil pertemuan di Murayama memutuskan untuk melakukan pembunuhan balas dendam (adauchi) terhadap Kira Kōzuke no Suke.
BACA JUGA:Menjelajahi Warisan Budaya, 7 Candi dan Kuil Kuno yang Memukau di Dunia, Termasuk Indonesia?
Sebelum memutuskan hasil pertemuan, Ōishi Kuranosuke menguji kembali niat balas dendam para ronin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: