Pantas Saja Curi Perhatian Para Arkeolog, Ternyata inilah Ciri-Ciri Peradaban Kuno Atlantis

Pantas Saja Curi Perhatian Para Arkeolog, Ternyata inilah Ciri-Ciri Peradaban Kuno Atlantis

Pantas Saja Curi Perhatian Para Arkeolog, Ternyata inilah Ciri-Ciri Peradaban Kuno Atlantis -Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM - Peradaban kuno Atlantis yang legendaris telah menjadi bahan perdebatan dan spekulasi selama berabad-abad.

Dalam cerita kuno, Atlantis digambarkan sebagai pulau maju yang menghilang secara misterius di tengah Atlantik.

Namun, pertanyaannya tetap: apakah Atlantis benar-benar ada atau hanya mitos belaka?

Di bawah ini adalah penelitian mimin tentang atlantis dari berbagai sumber yang semoga bermanfaat walaupun kebenarannya tetap tidak terbantahkan.

Kisah Atlantis terus menimbulkan pertanyaan dan perdebatan di antara para sarjana dan tetap menjadi misteri, menimbulkan pertanyaan tentang kebenarannya. Meskipun orang telah mencari keberadaan kota ini selama ratusan tahun, lebih dari 5000 buku tentang Atlantis telah diterbitkan.

BACA JUGA:Curi Perhatian Dunia Arkeologi! Ternyata Ini Ciri-cirinya Peradaban kuno Atlantis

Tidak ada yang bisa mengatakan dengan pasti di mana Atlantis berada atau apakah kisah filsuf Yunani Plato itu benar atau hanya fiksi belaka.

Namun, beberapa ahli, termasuk ahli geologi dan fisikawan nuklir Brazil Profesor Arysio Santos, percaya bahwa Atlantis ada di Indonesia. 

Santos telah melakukan penelitian selama 30 tahun untuk mengungkap keberadaan Atlantis dan menggunakan pendekatan ilmu geologi, astronomi, paleontologi, arkeologi, linguistik, etnologi, dan perbandingan mitologi dalam penelitiannya.

Menurut Santos, Atlantis tenggelam sekitar 11.600 tahun yang lalu akibat letusan beberapa gunung api yang terjadi secara bersamaan pada akhir zaman.

Salah satu gunung api besar yang meletus saat itu adalah Gunung Krakatau Purba, yang kabarnya letusannya dapat menggelapkan seluruh dunia.

BACA JUGA:Sakti Luar Biasa, Ini 3 Fakta Menarik Pendekar di Nusantara

Letusan gunung berapi berapi ini mengakibatkan gempa bumi, pencairan es, banjir, dan tsunami dahsyat.

Santos juga menjelaskan bahwa beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara diyakini masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua Asia sebelum terjadinya bencana tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: