Ini 3 Sejarah dan Misteri Gunung Kawi, Ada Apa Yah?

Ini 3 Sejarah dan Misteri Gunung Kawi, Ada Apa Yah?

Ini 3 Sejarah dan Misteri Gunung Kawi, Ada Apa Yah?--

PAGARALAMPOS.COM - Ini 3 Sejarah dan Misteri Gunung Kawi, Ada Apa Yah?.

Gunung Kawi dikenal sebagai objek wisata yang indah. Namun, ada pula kisah tentang misteri pesugihan Gunung Kawi yang konon biasa dilakukan oleh sebagian pengunjungnya.

Jawa Timur menawarkan sensasi wisata yang luar biasa bagi siapapun yang datang ke sana, terutama daerah bagian tengah dan selatan. Alamnya yang sejuk dan tenang membuat daerah tersebut menjadi tujuan para wisatawan baik itu dari dalam maupun luar negeri.

Salah satu objek wisata yang cukup terkenal di sana adalah Gunung Kawi. Gunung Kawi terletak di antara Kabupaten Malang dan Blitar.

BACA JUGA:Mengungkap Misteri Pesugihan di Gunung Kawi, Mitos dan Rahasia di Balik Destinasi Wisata yang Menakjubkan!

Secara administratif, sebelah barat gunung berada di Blitar, sementara bagian timurnya masuk daerah Malang.

Tiga sejarah misteri yang ada di gunung kawi, salah satunya Mitos Pohon Dewandaru yang dinamakan pohon Dewandaru atau pohon Kesabaran.

Gunung Kawi yang terletak di Malang, Jawa Timur.

Mungkin sudah sering terdengar bahwa Gunung Kawi digunakan sebagai lokasi wisata spiritual dan juga lokasi mencari ‘pesugihan’.

BACA JUGA:Perang Besar dan Dahsyat Sam Kok atau Tiga Negara di Daratan Tiongkok pada Sekitar 208 Masehi (06)

Mungkin yang terlintas dalam pikiran adalah betapa mistisnya lokasi ini.

Yuk, simak penjelasn sejarah misteri gunung kawi dibawah ini:

1. Asal Mula Gunung Kawi

Masyarakat setempat percaya bahwa Gunung Kawi bermula dari sosok penasihat Pangeran Diponegoro yang bernama Kanjeng Zakaria II alias Eyang Soedjogo yang melipir ke daerah selatan Jawa Timur lantas membuat padepokan.

BACA JUGA:Rahasia Tersembunyi Gunung Padang, Artefak Purba dan Keajaiban Alam yang Mencengangkan Arkeolog Dunia!

Setelah menetap sekian lama, beliau mengangkat dua orang murid yang bernama RM Jonet dan Ki Moeridun untuk membuka wilayah hutan sebelah selatan Gunung Kawi.

Mereka berdua berbondong-bondong bersama dengan Mbah Wonosari membawa dua pusaka bernama ‘Kudi Caluk’ dan ‘Kudi Pecok’ yang akhirnya menjadi daerah Gunung Kawi seperti yang kita lihat sekarang.

Lalu tempat permukiman baru tersebut kemudian menjadi tempat pengungsian banyak orang yang berkunjung di wilayah Gunung Kawi, mulai dari penduduk suku Jawa, luar Jawa, etnis Tionghoa hingga sampai mancanegara.

Hal inilah yang menciptakan perpaduan budaya dan suku di daerah setempat yang membuat kebudayaannya menjadi unik dan nyentrik.

BACA JUGA:Perang Besar dan Dahsyat Sam Kok atau Tiga Negara di Daratan Tiongkok pada Sekitar 208 Masehi (03)

2. Mitos Pohon Dewandaru yang Terkenal

Usai melakukan babat alas, Eyang Soedjogo kemudian menetap di area Gunung Kawi hingga akhir hayatnya.

Adapun ia meninggal dunia pada malam Senin Pahing, 22 Januari 1871.

Itulah mengapa para wisatawan maupun peziarah banyak berdatangan ke makam Eyang Soedjogo pada malam Senin Pahing yang bertepatan dengan wafatnya beliau.

BACA JUGA:Perang Besar dan Dahsyat Sam Kok atau Tiga Negara di Daratan Tiongkok pada Sekitar 208 Masehi (03)

Semasa hidupnya, Eyang Soedjogo konon menanam sebuah pohon yang merupakan perwujudan dari tongkatnya.

Pohon tersebut dinamakan pohon Dewandaru atau pohon Kesabaran.

Pohon Dewandaru tersebut hingga kini dipercaya bahwa ranting, buah dan daunnya bisa menjadi jimat yang bisa mendatangkan kekayaan bagi orang yang bisa mendapatkannya.

Namun seperti namanya yaitu pohon kesabaran, dibutuhkan kesabaran hingga berbulan-bulan untuk bisa menunggu beberapa bagian dari pohon itu jatuh.

BACA JUGA:Perang Besar dan Dahsyat Sam Kok atau Tiga Negara di Daratan Tiongkok pada Sekitar 208 Masehi (04)

3. Tempat Bertapa Para Raja Dahulu Kala

Konon Gunung Kawi diyakini sebagai tempat pertapaan para raja Jawa di zaman dahulu.

Salah satunya yang paling terkenal adalah Prabu Kameswara.

Salah satu situs peninggalan yang terdapat di Gunung Kawi yaitu sebuah keraton yang terletak di ketinggian 700 meter dengan daya tempuh sekitar setengah jam dari makam Eyang Soedjogo.

BACA JUGA:Perang Besar dan Dahsyat Sam Kok atau Tiga Negara di Daratan Tiongkok pada Sekitar 208 Masehi (04)

Keraton tersebut diyakini sebagai tempat bertapa sosok Prabu Kameswara. Cerita yang beredar adalah bahwa setelah sang Prabu selesai bertapa di tempat itu, beliau berhasil menyelesaikan kekacauan politik di kerajaannya.

Berdasarkan legenda tersebut, petilasan itu banyak digunakan sebagai praktik pemujaan bahkan pesugihan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: