472 Objek Peninggalan Sejarah Indonesia yang Diambil Selama Masa Kolonial Belanda, Akan dikembalikan!

PAGARALAMPOS.COM - Negeri Kincir Angin, Belanda rencanaya akan mengembalikan sebanyak 472 Objek Peninggalan Sejarah Indonesia yang mereka ambil selama masa kolonial

Dalam sebuah keputusan bersejarah, Belanda telah memutuskan untuk mengembalikan objek benda budaya penting peninggalan sejarah Indonesia.

Benda-benda bersejarah tersebut telah dibawa secara tidak sah dan diperoleh dengan penjarahan selama masa kolonial dahulu.

Kabar ini disampaikan oleh Kedutaan Kerajaan Belanda melalui keterangan yang diterima pada Kamis, 6 Juli 2023. Keputusan tersebut diambil berdasarkan rekomendasi Komite Penasihat Pengembalian Benda Budaya dari Masa Kolonial.

BACA JUGA:Atlantis, Peradaban Hilang yang Menggetarkan Dunia!

Sejarah Indonesia tak lepas dari yang namanya Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, Dimana Dahulu Tanah air berjuang menang dari jajahan belanda.

Tak Hanya merdeka Indonesia memiliki ratusan bahkan ribuan benda bersejarah dari sebelum hingga saat merdeka yang tersebar di Indonesia.

Kali ini Ada kabar terbaru bahwa,  Belanda akan mengembalikan 472 objek benda budaya penting peninggalan sejarah Indonesia. 

--

Diketahui Benda-benda bersejarah itu dibawa secara tidak sah dan diperoleh secara paksa atau dengan penjarahan selama masa kolonial dahulu.

BACA JUGA:Raih Karir Mengkilap dengan Kuliah di PKN STAN, Langsung Menjadi CPNS dan Mengabdi di Lembaga Keuangan Negara!

Pagaralampos.com mengutip dari Antara.com , Bahwa Kedutaan dari Kerajaan Belanda dalam keterangan yang diterima di Jakarta, pada Kamis 6 Juli 2023. 

Mereka melaporkan keputusan tersebut dibuat oleh Gunay Uslu Sekretaris Negara untuk Urusan Kebudayaan dan Media berdasarkan rekomendasi Komite Penasihat Pengembalian Benda Budaya dari Masa Kolonial.

Diketahui Benda-benda budaya yang dikembalikan antara lain ‘harta karun Lombok’, empat arca Singasari, sebilah keris dari Klungkung, Bali, dan 132 benda seni rupa modern dari Bali yang dikenal sebagai koleksi Pita Maha.

Sumber: