6 Remaja Minang Awal Sejarah Polwan, Ternyata Meraka Dilibatkan Agresi Militer Tahun 1948

6 Remaja Minang Awal Sejarah Polwan, Ternyata Meraka Dilibatkan Agresi Militer Tahun 1948

Foto : Ilustrasi sejarah perkembangan Polwan di Indonesia.--Indomiliter

Sejak 1948 sampai 1991 saja, hanya dua orang Polwan yang naik pangkat menjadi Komandan Satuan Kewilayahan, yakni Kapten (Pol) Dwi Gusiyati saat itu menjabat Kapolsek Pasar Klewer Solo.

Dan Letnan Dua (Pol) Tjas Kinah menjabat  Kapolsek Keraton Yogyakarta.

Ada juga Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sri Suari menjabat Kapolres Bantul tahun 2010-2011.

Untuk tingkat provinsi, ada satu Polwan yang menjadi Kapolda, yakni Brigjen Polisi Rumiah Kartoredjo yaitu Kapolda Banten tahun 2008.

Terlepas dari peningkatan karier Polwan, ternyata faktor lingkungan juga tidak selalu mudah. 

Masih ada unsur seksisme, belum mencapai kesetaraan gender, sampai potensi pelecehan.

Hal tersebut bukan kecenderungan masalah dalam lembaga kepolisian itu sendiri. Melainkan juga masalah sosial dalam masyarakat.

Sosok Polwan seharusnya bertambah jumlahnya, meskipun banyak menghadapi tantangan. 

Polwan bisa menunjukkan sisi lembut, humanis, dan keibuan tapi tetap berwibawa di hadapan masyarakat.

BACA JUGA:Teleconfrence Kemerdekaan Pers, Awak Media di Pagar Alam Dengarkan Arahan Divhumas Polri

Dalam menghadapi kasus pemerkosaan, khususnya pendampingan korban oleh para polisi wanita cenderung lebih berhasil.

 Pada bulan September 1999, Polda Metro Jaya membentuk Ruang Pelayanan Khusus untuk korban pemerkosaan.

Serta penanganan tindak pidana khusus yang memerlukan pendekatan secara psikologis.

Dimasa sekarang, penerimaan Polwan sudah mulai diminati. Bahkan, peminat baik dari formasi bintara atau akademi justru bersaing ketat bahkan mereka harus berulang mengikuti tes penerimaan Polwan.

Pemandangan sekarang, masyarakat sudah tak asing lagi jika melihat Polwan. Yang terjun langsung mengayomi masyarakat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: