Sekali Ucap Langsung Jadi Kenyataan! Si Pahit Lidah Sering Mengutuk Orang Menjadi Batu, Benarkah?

Sekali Ucap Langsung Jadi Kenyataan! Si Pahit Lidah Sering Mengutuk Orang Menjadi Batu, Benarkah?

Sekali Ucap Langsung Jadi Kenyataan! Si Pahit Lidah Sering Mengutuk Orang Menjadi Batu, Benarkah?--

BACA JUGA:Gagah! Ini Sumber Kekuatan Si Pahit Lidah, Pendekar Utusan Kerajaan Majaphit

Dalam versi ini Si Pahit Lidah diceritakan keturunan ke-9 dari Diwe Gumai.

Kisah Diwe Gumai di Bukit Siguntang ini, mirip dengan kisah Legenda Palembang, yang berkisah tentang Raja Sulan (Diwe Gumai), yang berputera Raja Mufti (Ratu Iskandar Alam) dan Raja Alim (Ratu Selibar Alam).

Dimana kemudian anak keturunan Raja Alim (Ratu Selibar Alam) hijrah ke pedalaman membangun Kerajaan Pagar Ruyung.

Dari kedua versi di atas, bisa diambil jalan tengah Si Pahit Lidah sejatinya putera asli Sumatera, yang kemudian belajar di jazirah Arab, sepulang belajar ia mengabdi di Kerajaan Majapahit. 

BACA JUGA:The Impossible, Kegigihan Usaha Sebuah Keluarga yang Mengharukan dan Inspirasional (04)

Dan dikarenakan kedekatan kultural, Si Pahit Lidah diangkat menjadi Duta Majapahit untuk Negeri Bengkulu.

Sosok Si Pahit Lidah yang belajar di Jazirah Arab, memberi petunjuk sesungguhnya Si Pahit Lidah adalah seorang ulama penyebar dakwah Islam. 

Ia dijuluki Si Pahit Lidah, mungkin dikarenakan cara dakwahnya yang tegas, tidak segan-segan mengungkapkan satu ayat (kebenaran) meskipun dirasa pahit oleh pendengarnya.

Cara dakwah Si Pahit Lidah ini ternyata mendapat tentangan dari saudara iparnya sendiri yang bernama Si Mata Empat (Aria Tebing). 

BACA JUGA:Suku Melayu, Salah Satu Dari 5 Suku Yang Ada Di Bangka Belitung

Suatu masa, keduanya berdebat panjang berkenaan dalil dari satu persoalan. 

Nampaknya, dalil-dalil yang dikemukan Si Mata Empat lebih banyak mendapat dukungan dari masyarakat setempat, hal inilah yang membuat Si Pahit Lidah kecewa, dan memutuskan untuk berkelana sambil menyebarkan Islam di pelosok pulau Sumatera.

Sepanjang parantauannya, Si Pahit Lidah tidak mengubah cara dakwahnya yang tegas, sehingga membuat banyak pihak yang ketar-ketir, seolah diam membatu, tidak bisa membantah apa yang menjadi hujjah Si Pahit Lidah.

Di ujung perjalanannya, ia kemudian diangkat menjadi Wali Negeri Jambi. Selama menjadi Wali Negeri Jambi, Si Pahit Lidah dibantu oleh keponakannya Si Mata Empat II, yang merupakan putera dari Si Mata Empat (Aria Tebing).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: