Kearifan Lokal Masyarakat Besemah Ghumah 'Baghi' yang Tahan Gempa

 Kearifan Lokal Masyarakat Besemah Ghumah 'Baghi' yang Tahan Gempa

rumah baghi tahan gempa-pidi-pagaralampos.com

PAGAR ALAM, PAGARALAMPOS.COM - Kearifan lokal masyarakat Besemah terwujud dalam ghumah (rumah) baghi. Rumah panggung ini dibuat sedemikian rupa supaya tahan dari gempa.

 

“Itu (tahan gempa), sudah jelas,”ucap pemerhati budaya Besemah yang tinggal di Palembang, Ahmad Bastari Suan, dihubungi Pagaralampos.com

 

Buktinya, Bastari melanjutkan, hingga sekarang, ghumah baghi masih banyak yang berdiri kokoh di pelbagai dusun.  Belum ada yang sepengetahuan Bastari yang roboh. “Kalau ada dirobohkan, mungkin ada,”ucapnya.

 

Padahal katanya, umur ghumah baghi ini sudah ratusan tahun. Juga di masa lalu, banyak terjadi gempa.

 

BACA JUGA:Tradisi 'Belanju dan Beghantagh', Cara Masyarakat Besemah Mengingat Asal dan Pererat Silaturahmi Saat Lebaran

 

Inilah sebabnya, Bastari Bastari meyakini kalau ghumah baghi dibuat dengan mempertimbangkan segala kemungkinan terjadi bencana alam seperti gempa. “Ini merupakan salahsatu bentuk kearifan lokal masyarakat Besemah,”tuturnya.

 

Ia menjelaskan, ghumah baghi bisa tahan gempa karena struktur bangunan yang dibuat sedemikian rupa. Ia mencontohkan ghumah baghi menggunakan tiang yang ditopang dengan batu yang disebut gilar. Inilah yang membuat rumah bisa bergerak fleksibel bila terjadi gempa.

 

“Pada umumnya dinding ghumah baghi tidak tinggi. Ini juga dibuat supaya rumah tahan dari goncangan gempa,”tambahnya.

 

Pemerhati budaya Besemah lainnya Asmadi juga mengatakan, bahwa ghumah baghi memiliki ketahanan yang kuat terhadap gempa.

 

BACA JUGA:Ternyata Suku Besemah Sudah Memiliki Pengadilan Adat, Begini Isi Aturannya!

 

Senada dengan Bastari, beberapa struktur bangunan ghumah baghi dibuat sedemikian rupa. Ia menyebutkan, ghumah baghi tak menggunakan paku untuk menghubungkan antar struktur bangunan. “Melainkan menggunakan anyaman rotan dan pasak kayu,”lanjutnya.

 

Sementara itu M. Ali Husin dalam “Kearifan Lokal dan Mitigasi Bencana pada Rumah Tradisional Besemah, Pagar Alam, Sumatra Selatan”, seperti dikutip Pagaralampos.com dari tirto.id, mengatakan, ghumah baghi menggunakan konstruksi sambung ikat dan memanfaatkan bahan-bahan bangunan ringan.

 

Rumah Baghi menggunakan batu sebagai alas tiang yang disebut umpak batu.

 

Selain agar gerak tiang menjadi lebih fleksibel, alas batu juga berfungsi melindungi tiang yang berada di atasnya agar tidak langsung bersentuhan dengan tanah yang memiliki kelembaban tinggi sehingga dapat merusak tiang tersebut.

BACA JUGA:Hikayat Kopi Robusta Besemah: Diperkenalkan Belanda, Menopang Hidup Hingga Kini

 

“Semua rincian konstruksi diselesaikan dengan prinsip-prinsip ikatan, tumpuan, pasak, tumpuan berpaut dan sambungan berkait. Untuk pengikat umumnya digunakan rotan dan bambu, atau dengan teknik pasak. Jika terjadi gempa, maka struktur rumah akan bergerak dinamis,” tulis Ali Husin.*

 

 

Dibuat Dari Kayu Pilihan

 

 

'Ghumah baghi' dibangun dengan bahan dasar kayu. Dari tiang, dinding, lantai, semuanya terbuat dari kayu. Pemerhati Sejarah Besemah Ahmad Bastari Suan mengatakan, 'ghumah baghi' terbuat dari kayu pilihan.

 

“Saya pernah dengar cerita orang tua, kayu-kayu yang digunakan untuk membuat ghumah baghi berasal dari satu pohon,”ucapnya. “Saya tidak bisa membayangkan bagaimana besarnya pohon itu,”katanya pula.

 

'Ghumah baghi' sendiri tambah Bastari ada tiga jenis, yakni tatahan, gilapan, sasak. Ghumah baghi tatahan dijelaskannya, merupakan sebuah rumah yang memiliki ukiran khas. Sedangkan ghumah baghi gilapan, merupakan sebuah rumah yang polos alias tak memiliki ukiran apapun.

 

Adapun 'ghumah baghi' sasak, adalah rumah yang dindingnya terbuat dari anyaman bambu. Dari tiga jenis rumah tersebut, lanjut Bastari, ghumah tatahan, dan gilapan yang paling banyak. Di pelbagai dusun, katanya, masih bisa dijumpai dua jenis ghumah baghi itu.

 

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Istilah 'Kawe' dalam Bahasa Besemah Menurut Para Ahli

 

Hingga kini, ghumah baghi memang masih bisa dijumpai di pelbagai dusun di Pagaralam. Sayang kata pemerhati Besemah Asmadi, tak banyak lagi yang bentuknya sempurna. Sepengetahuan Mady Lani-sapaan Asmadi- hanya ada beberapa buah ghumah baghi yang lengkap sampai ke bagian dapur.

 

“Di Dusun Gunung Agung itu ada satu ghumah baghi yang lengkap sampai ke dapur,”sebutnya.*

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: