Hikayat Kopi Robusta Besemah: Diperkenalkan Belanda, Menopang Hidup Hingga Kini

Hikayat Kopi Robusta Besemah: Diperkenalkan Belanda, Menopang Hidup Hingga Kini

kopi pagaralam -pidi-pagaralampos.com

Jika dilihat kondisi sekarang, menurut Mady, areal perkebunan milik Belanda ini membentang dari kawasan Lantabur sampai tempat pemakaman umum (TPU).

Sayang, tak ada catatan berapa jumlah batang kopi robusta yang ditanam saat itu. Yang jelas, kata Mady, Dua tahun setelah ditanam, perkebunan kopi robustas ini mulai mengeluarkan hasil. Panen perdana dimulai dengan hasil yang menggembirakan. “Produksi kopi mencapai puncaknya pada 1930,”tutur Mady.

BACA JUGA:Kuntau Suku Besemah, Menggali Kearifan Lokal dalam Seni Bela Diri Tradisional

Gegap gempitanya perkebunan kopi robusta ini rupanya membuat investor asing tertarik untuk menanamkan modalnya. Untuk pertamakalinya, investor asing yang berasal dari negara-negara selain Belanda masuk ke Pagaralam untuk membangun pabrik.

“Di kawasan Jalan Gunung itu ada bekas pabrik pengolahan kopi milik Yahudi Israel,”ucap Refdinal, Pamong Budaya Disdikbud Kota Pagar Alam, ketika dihubungi Pagaralampos.com.

Ketika Belanda angkat kaki di Pagar Alam setelah Indonesia menyatakan merdeka, pabrik dan perkebunan kopi robusta itu tak bertuan.

Namun, ketika melancarkan agresi militer 1947, Belanda hendak merebut kembali aset-asetnya itu. Sebelum aset itu direbut, pejuang kemerdekaan menerapkan strategi bumi hangus. Kecuali perkebunan, pabrik-pabrik milik asing di Pagar Alam dibakar.

BACA JUGA:Membongkar Kekayaan Tradisi Lisan Masyarakat Besemah, Menggali Kearifan Turun Temurun yang Tidak Tergoyahkan

“Perkebunan kopi itu diambil alih pribumi. Kebanyakan kalangan panggeran dan pesirah,”ujar Refdinal.

Sejak saat itulah, kopi mulai dibudidayakan sendiri oleh masyarakat Pagar Alam. Sampai sekarang, sebagian besar areal perkebunan di Pagaralam didominasi kopi robusta.

“Kalau kopi arabika memang ada yang menanam, tapi tak banyak,”ucap Hendi Romiko SPd, pemilik rumah industri kopi olahan, ketika ditemui Pagaralampos.com beberapa waktu lalu.
 
Perkebunan kopi di kawasan Padang Karet sampai sekarang pun memang masih ada. Namun sudah sulit untuk mencari bekas tanaman kopi robusta Belanda.

BACA JUGA:Mengenal Festival Pelang Kenidai, Tradisi Asli Suku Besemah di Sumatera Selatan Yang Masih Eksis

Pengamatan Pagaralam Pos kemarin, kebanyakan kopi robusta yang ditanam di kawasan ini, tak ada perbedaan dengan dusun-dusun lain di Pagaralam. “Kalau Anda menemukan batang kopi robusta yang tinggi besar seperti pohon, itulah peninggalan Belanda,”ucap Mady.*
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: