Mengulik Ragam Budaya dan Rumah Adat Suku Pasemah Penuh Falsafah
Mengulik Ragam Budaya dan Rumah Adat Suku Pasemah Penuh Falsafah-Foto: net-
Memiliki ciri yang mirip dengan ghumah tatahan dalam hal bentuk dan ukuran, tetapi tanpa ukiran pada kayunya. Rumah ini juga memiliki desain sederhana dengan ukuran yang tidak terlalu besar.
3. Ghumah Padu Tiking
Dibangun dari kayu dan bambu, menampilkan struktur yang kokoh namun lebih sederhana dibandingkan jenis lainnya.
BACA JUGA:Masih Hits, Inilah 8 Wisata Air Terjun yang Punya Keindahan Memukau di Lampung
BACA JUGA:Jelajahi 9 Kolam Pemandian Air Panas Terbaik di Sekitar Bandung, Wisata yang Cocok Menyegarkan Tubuh
4. Ghumah Padu Ampagh
Rumah adat ini menggunakan komposisi anyaman bambu dan memiliki bentuk yang paling sederhana di antara jenis-jenis lainnya.
Secara umum, ghumah baghi berukuran sekitar 7x7 m atau 8x8 m dan terdiri dari dua bagian utama: rumah inti dan dapur yang dihubungkan oleh gang (gahang). Struktur rumah ini dilengkapi dengan jendela, pintu, plafon, dinding, tangga, dan atap, sambil tetap mempertahankan ciri khasnya.
Tradisi dalam Pembangunan Rumah Adat
Proses pembangunan ghumah baghi melibatkan berbagai tradisi yang dimulai dari persiapan hingga selesai. Sebelum memulai pembangunan, pemilik rumah akan melakukan musyawarah dengan keluarga untuk memastikan status tanah yang akan digunakan.
BACA JUGA:Pesona Pantai di Lampung Selatan, Liburan Hemat, Tiket Masuknya Cuma 10.000an
BACA JUGA:Wisata Memanjakan Lidah di Payakumbuh, Ada Kuliner Minang Yang Bikin Ngiler
Biasanya, mereka juga mengundang Jurai Tuwe, sesepuh desa, untuk terlibat.
Sebelum bahan bangunan seperti kayu digunakan, mereka harus direndam selama minimal 40 hari. Setelah itu, pemilik rumah akan menggelar syukuran sebagai tanda dimulainya pembangunan. Dalam acara ini, tukang yang akan mengerjakan pembangunan rumah diundang untuk berpartisipasi.
Beberapa ritual penting selama proses pembangunan meliputi:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: