Masih Berlanjut, Fenomena Panas Ekstrem di Indonesia Kapan Berakhir?

Masih Berlanjut, Fenomena Panas Ekstrem di Indonesia Kapan Berakhir?

Masih Berlanjut, Fenomena Panas Ekstrem di Indonesia Kapan Berakhir?--

PAGARALAMPOS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa suhu panas saat ini merupakan fenomena yang disebabkan oleh pergerakan semu matahari.

Hal ini menjadi siklus yang teratur dan terjadi setiap tahun.

Kemungkinan suhu hangat tersebut dapat berulang pada waktu yang sama setiap tahunnya

Siklus tahunan ini mempengaruhi wilayah Jawa yang suhunya sedikit naik dari bulan April sampai Mei dan kemudian memuncak lagi pada bulan Oktober. Di bulan lain, suhu turun.

BACA JUGA:Kabar Gembira Bagi Pendaki, Gunung Gede Pangrango Kembali Dibuka

Memang menurun, tapi tentu saja tidak seperti kawasan lain seperti Eropa dan Amerika yang suhunya naik hingga 20 derajat," kata Ardhasena Sopaheluwaka, Direktur Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Kamis (27/4).

Seperti diketahui, lanjut Sena, Indonesia merupakan negara tropis dan suhunya akan relatif konstan sekitar 30 derajat Celcius. 

Sena menyarankan masyarakat menyesuaikan aktivitas di luar termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari seperti payung, topi, atau tabir surya.

Ia meminta warga RI waspada bersama bahwa karena saat ini Indonesia tengah beralih dari musim hujan ke musim kemarau. Pada 2023, Indonesia akan mengalami musim kemarau yang cukup panjang.

BACA JUGA:Fenomena Panas Ekstrem Terjadi di Indonesia, BMKG Berikan Peringatan!

BMKG memprediksi musim kemarau terjadi mulai akhir bulan Mei hingga akhir bulan September.

"Tentunya itu juga perlu diantisipasi oleh masyarakat untuk menghadapi kekeringan yang nanti akan terjadi. Tapi kekeringan yang terjadi karena musim kemarau menjadi konsekuensi dari kondisi panas yang saat ini terjadi," tuturnya.

Adapun, wilayah yang berpotensi kekeringan yakni Indonesia bagian selatan khatulistiwa yang memiliki perbedaan yang cukup jelas antara musim hujan dan kemarau.

Wilayah Jawa Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan sebagian besar pulau Sumatra bagian selatan dari Riau ke selatan, akan berpotensi terdampak  kekeringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: