IMF Memprediksi Perekonomian Indonesia Akan Tetap Tangguh di Tengah Resesi Global Dan Meningkatnya Risiko

IMF Memprediksi Perekonomian Indonesia Akan Tetap Tangguh di Tengah Resesi Global Dan Meningkatnya Risiko

IMF Memprediksi Perekonomian Indonesia Akan Tetap Tangguh di Tengah Resesi Global Dan Meningkatnya Risiko--

PAGARALAMPOS.COM - Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi perekonomian Indonesia akan menjadi salah satu yang paling tangguh di tengah resesi global. Dalam World Economic Outlook edisi April 2023 yang dirilis Selasa, 11 April 2023, IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 menjadi 5,0 persen (0,2 poin persentase) dari 4,8 persen, dan prospek tahun 2024 cukup sehat. 5,1%

"Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi Dana Moneter Internasional menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu titik terang di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian," kata Febrio Kacaribu, Direktur Kantor Kebijakan Fiskal.

Menurut prakiraan Dana Moneter Internasional (IMF), perekonomian Indonesia tetap tangguh dan kuat. Per Maret 2023, PMI manufaktur Indonesia tetap pada tingkat ekspansi yang berkelanjutan selama 19 bulan berturut-turut, sementara PMI manufaktur global tetap berada di wilayah kontraksi. Dari sisi konsumen, perdagangan eceran dan indeks keyakinan konsumen tetap kuat dan inflasi relatif moderat sebesar 5,0% (yoy).

Posisi keuangan eksternal Indonesia juga tetap kuat, dibantu oleh neraca perdagangan yang surplus selama 35 bulan berturut-turut. Dengan perputaran roda ekonomi yang positif, penerimaan pemerintah tumbuh dengan baik seiring dengan belanja pemerintah yang berkualitas.

BACA JUGA:Tragis, 6 Orang Tewas Akbat Kecelakaan Bruntun Truk di Tol Semarang - Solo

“Pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga momentum pemulihan dan stabilitas ekonomi nasional. “Dengan besarnya kontribusi permintaan domestik, berbagai upaya pengendalian inflasi menjadi sangat penting agar tetap moderat guna menjaga pemulihan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. daya beli”, lanjut Febrio. Sementara itu, IMF memperkirakan ekonomi global akan melambat dari 3,4% pada tahun 2022 menjadi 2,8% pada tahun 2023 (turun 0,1 poin persentase dari perkiraan Januari) dan kemudian membaik menjadi 3,0% pada tahun 2024 (turun 0,1 poin persentase). ).

Momentum pemulihan yang meningkat di awal tahun kini telah berkurang karena gejolak di sektor keuangan AS dan Eropa serta tekanan inflasi yang masih tinggi. Proyeksi inflasi global untuk 2023-2024 meningkat masing-masing sebesar 0,4 poin persentase dan 0,6 poin persentase menjadi 7,0% dan 4,9%.

Runtuhnya sistem perbankan AS dan Eropa menambah ketidakpastian prospek kedua kawasan ini, yang telah menderita inflasi tinggi dan pengetatan moneter yang agresif. Sementara itu, India diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,9% (2023) dan 6,3% (2024) serta China sebesar 5,2% (2023) dan 4,5% (2024). Pembukaan kembali China akan mendorong pemulihan ekonomi domestik pada tahun 2023, tetapi tekanan struktural, termasuk krisis perumahan, terus membayangi prospek China.

Menurut IMF, banyak risiko akan terus mendominasi ekonomi global ke depan, dan jika risiko meningkat, ada kemungkinan penurunan tajam. Risiko utama berasal dari tekanan sektor keuangan, tekanan utang, eskalasi perang di Ukraina yang dapat memicu kenaikan harga komoditas, inflasi dasar yang masih tinggi, dan fragmentasi geo-ekonomi.

BACA JUGA:Bikin Heboh, Pendeta Hindu di India Ajak Pengikutnya Rebut Makkah dari Umat Muslim

Menghadapi berbagai ketidakpastian, pemerintah Indonesia sangat bertekad mengambil berbagai langkah hati-hati namun suportif untuk memperkuat basis ekonomi. Pada tahun 2022, defisit anggaran Indonesia kembali menjadi kurang dari 3 persen dari PDB, setahun lebih awal dari proyeksi semula, menunjukkan kehati-hatian dan kredibilitas di tengah meningkatnya risiko global.

Namun, APBN menaruh perhatian besar pada bidang-bidang penting seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan jaminan sosial, peningkatan infrastruktur, peningkatan desentralisasi pajak, dan reformasi birokrasi.

“Pemerintah Indonesia akan terus menempuh kebijakan proaktif untuk mengatasi gejolak ekonomi global dengan tetap mencermati rencana pembangunan jangka menengah, termasuk reformasi struktural,” kata Febrio.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: