Mau Kuliah di Jogja? Inilah Gaya Hidup Anak Muda Jogja Saat Ini!

Mau Kuliah di Jogja? Inilah Gaya Hidup Anak Muda Jogja Saat Ini!

Mau Kuliah di Jogja? Inilah Gaya Hidup Anak Muda Jogja Saat Ini!--

JOGJA,PAGARALAMPOS.COM - Gaya hiduo anak muda Jogja saat ini adalah gaya hidup yang cerdas bukan lagi bagian dari masalah akan tetapi justru menjadi bagian dari "solusi" .

Berbagai predikat untuk Daerah Istimewa Jogjakarta. Jogja atau Daerah Istimewa Jogjakarta adalah sebuah kota yang mempunyai banyak predikat. Antara lain adalah kota budaya, kota pariwisata dan kota pelajar.

Selain predikat diatas Jogja pernah juga diberi predikat sebagai kota sepeda. Kenapa Jogja bisa diberi predikat Kota Budaya ? Itu tak lain karena sangat banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah dan budaya yang ada di Jogja; diantaranya adalah Kraton Jogja dengan segenap tradisi dan budaya adilluhung yang mengajarkan kepada kita akan nilai nilai budaya Jawa yang begitu tinggi termasuk didalamnya adalah budaya dalam berbicara dan bertutur kata kepada orang lain dengan menanamkan aturan-aturan baku dalam berbahasa yaitu ada bahasa ngoko, madya dan karma inggil.

Warisan budaya lainnya adalah dengan banyaknya peninggalan berupa candi-candi yang kebanyakan berada disekitar wilayah Jogja bagian utara dan timur.

BACA JUGA:Pondok Kelapo Salah Satu dari 6 Rekomendasi Tempat Wisata Kuliner di Prabumulih yang Bikin Nagih

Sedangkan mengenai kenapa Jogja juga diberi predikat kota pariwisata adalah tak lain juga berhubungan dengan peninggalan sejarah dan budaya tersebut yang otomatis membuat orang diluar kota Jogja tertarik untuk melihat dan membuktikannya. Mengenai predikat sebagai kota pelajar, awal sejarahnya adalah bahwa Jogja adalah tempat pertama kali semua jenjang pendidikan baik dari TK/SD sampai perguruan tinggi ada, sehingga pada masa dimana di kota lain belum ada tempat menimba ilmu yang lengkap dan di Jogja sudah ada maka berduyun-duyunlah orang dari berbagai daerah dari luar kota Jogja datang untuk menimba ilmu alias belajar. Itulah makanya Jogja akhirnya disebut juga sebagai kota pelajar.

Satu hal yang ingin sedikit saya ulas sebelum saya mengulas tentang Jogja sebagai kota sepeda adalah bahwa untuk masalah makanan, Jogja juga mempunyai banyak jenis makanan (khas) yang bisa di produksi antara lain adalah geplak, tiwul, geblek, gethuk dan masíh banyak lainnya.

Namun dari sekian banyak makanan khas yang ada yang paling berkesan dan bertahan serta terkenal sampai saat ini dan selalu menjadi santapan utama bagi orang-orang baik itu orang Jogja sendiri maupun orang luar kota Jogja adalah satu yaitu “Gudeg”. Untuk itulah Jogja juga biasa disebut sebagai “Kota Gudeg”.

Predikat Jogja sebagai kota sepeda . Beralih tentang sebutan Jogja sebagai kota sepeda, tak lain karena dahulu di Jogjakarta alat transportasi utamanya baik pelajar maupun pegawai dan juga para buruh bangunan serta yang lainnya adalah sepeda; sehingga adalah sebuah hal yang lumrah pada setiap jalan yang kita lalui rombongan orang bersepeda selalu nampak disepanjang jalan. Seiring berjalannya waktu, saat kendaraan bermotor mulai membanjiri Jogja, saat itu pula perlahan sepeda mulai tersisihkan.

BACA JUGA:Gunung Merbabu Masuk 8 Tempat Wisata Terbaik di Salatiga

Meskipun demikian saat kendaraan bermotor sudah cukup banyak, di beberapa sudut jalan seperti jalan Bantul(Jogja arah selatan), jalan dari arah prambanan/kalasan (Jogja bagian Timur) masih banyak yang bisa kita jumpai sekelompok pemakai jalan masih menggunakan sepeda.

Bahkan pada waktu-waktu tertentu yaitu pagi dan sore rombongan mereka terlihat bak konvoi sepeda dengan berjajar tiga-tiga atau bahkan empat-empat yang untuk saat ini hal yang demikian sudah sangat sulit untuk kita jumpai.

Saya sendiri mempunyai sebuah kerinduan untuk melihat hal seperti itu terjadi lagi, dimana jalan penuh bukan oleh besarnya badan motor/mobil yang kadang hanya terisi satu/sedikit orang dengan segala ketergesaannya, akan tetapi penuh dengan orang bersepeda yang menampakkan bahwa antara satu orang dengan orang yang lain masih bisa berbicara santai disepanjang jalan, memperbincangkan berbagai hal dalam bentuk kelompok dan dengan (hati) yang terasa begitu dekat!, Ada masa sepeda ditinggalkan, ada masa sepeda dicari kembali.

Setelah laju produksi sepeda motor dan mobil tak bisa di bendung lagi karena juga seiring dengan keinginan banyak orang untuk mencari efisiensi waktu, maka alat transportasi sepeda mulai ditinggalkan banyak orang; sepeda mulai tidak populair lagi di Jogja sehingga di sepanjang jalan yang terlihat adalah laju dan deru mesin motor dan juga mobil yang ternyata semakin lama juga semakin membuat permasalahn baru yaitu selain efek polusi yang dihasilkan juga efek kemacetan yang mulai dirasakan oleh banyak orang.

BACA JUGA:7 Tempat Wisata di Medan Paling Populer yang Wajib Dikunjungi First Timer

Meskipun demikian tak ada solusi yang bisa memecahkan hal tersebut, karena semua orang hanya menginginkan hasilnya saja akan tetapi tidak bersedia menjadi bagian dari solusi tersebut. Dan untuk hal yang satu ini memang akan butuh waktu yang panjang untuk memecahkannya.

Munculnya banyak kelompok/komunitas penghobi bersepeda menimbulkan kesadaran baru.

Pada kurun waktu lima sampai sepuluh tahun terakhir, sebenarnya sudah banyak bermunculan kelompok/komunitas/klub bersepeda di Jogja; akan tetapi dari sekian banyak komunitas hanya ada beberapa yang masih eksis(bisa bertahan lama hingga sekarang). Diantaranya adalah VOC, Podjok, Opoto dan yang lainnya (saya mohon maaf bila ada yang belum sempat saya sebutkan.

Mohon tambahan informasi/referensi untuk bisa saya tambahkan disini) Dan karena dari militansi merekalah sekarang timbul (lagi) komunitas sepeda yang muncul bak jamur di musim penghujan; salah satu contoh diantaranya adalah sebuah klub bersepeda yang bernama BCC (Bethesda Cycling Club) yang kebetulan pengurusnya tak lain adalah saya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: