Dirjen Pendis Ingatkan Peran Guru Bentuk Budi Pekerti Siswa

Dirjen Pendis Ingatkan Peran Guru Bentuk Budi Pekerti Siswa

Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani-kemenag.go.id -kemenag.go.id

JAKARTA, PAGARALAMPOS.COM - Dalam kesempatan rapat Koordinasi Pendidikan Islam ini, Dirjen Pendidikan Islam juga meluncurkan Jurnal Ilmiah PAI SMP sekaligus menyerahkan penghargaan kepada para pejabat Bidang PAI pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi. 

Dhani juga mengingatkan perlunya insan PAI menyikapi perkembangan teknologi dan digitalisme dengan tepat. Sebab, keduanya kerap menimbulkan tantangan dan goncangan. Salah satu yang sudah memberi tantangan serius adalah perkembangan Artificial Intelligent (AI). 

Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag M Ali Ramdhani mengingatkan peran penting para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pembentukan budi pekerti siswa.

Pesan ini disampaikan Ali Ramdhani saat membuka Rapat Koordinasi Pendidikan Agama Islam Tahun 2023 di Bandung. Rakor ini dikemas juga dengan Launching Jurnal Ilmiah PAI. 

BACA JUGA:BNPT Minta Aparat Tak Ragu Gunakan Hukum Terorisme untuk Tindak KKB

"Dimensi ilahiah (transenden) ini adalah ciri khas pendidikan agama. Pada konteks Pendidikan Agama Islam, ciri khas demikian melekat pada Guru Pendidikan Agam Islam dalam upaya mengembangkan PAI dan budi pekerti pada siswa," tuturnya di Bandung, Kamis (23/2/2023).

Dirjen Pendis berharap agar aparatur Pendidikan Agama Islam pusat dan daerah menyiapkan diri dengan tepat dan maksimal menghadapi beragam tantangan dan perkembangan.

"Kita sedang berhadapan dengan fenomena yang serba berkebalikan: yang tetap adalah yang tidak tetap, yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri, dan semacamnya. Kita sering mendengarnya sebagai fenomena VUCA (volatility, uncertainty, complexity, ambiguity)," jelasnya.                  

Kang Dhani, panggilan akrabnya, memandang forum Rakor adalah sarana penting untuk melakukan sinergi dan koordinasi dalam mengindentifikasi beragam persoalan yang dihadapi, sekaligus membangun kesepahaman tentang solusi dan langkah yang perlu diambil.  

BACA JUGA:Zainut Tauhid Sa'adi Beri Ide Pembentukan Tim Umrah dan Haji Indonesia

"AI telah berkembang menjadi mesin pengetahuan yang begitu mengagumkan terkait pengaruh dan kemampuannya. Dengan OpenAI, yang memprakarsai tumbuhnya ChatGPT, bisa jadi Google akan terancam keberadaannya, padahal kita tahu seperti apa ketergantungan kita pada Google," jelasnya. 

Dalam kondisi demikian, dirinya menjelaskan, teknologi dan digitalisme selayaknya pisau bermata dua. AI dan beragam perkembangan digilatalisme menantang manusia atas upaya adaptif atau malah meluruh menghadapi kondisi tersebut. 

Perangkat AI, tandasnya, telah mengantarkan orang untuk mendapat pengetahuan yang berisi ruang yang penuh tantangan. "Kita tidak bisa menghindari perubahan teknologi.Karenanya, teknologi harus menjadi teman. Dalam ujaran usul fiqh, kita mengenal perspektif ini sebagai semangat al-muhafadhotu 'ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah (Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik)," ujarnya.

"Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam harus mampu membangun perbincangan dan interaksi ilmiah di dalamnya. Hal ini menjadi keniscayaan karena pada dasarnya jurnal ilmiah mendorong para pihak di dalamnya untuk terutama sekali mengembangkan perspektif keilmuan," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kemenga.go.id